REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Menteri Pertahanan (Menhan) RI Letjen (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo melakukan pertemuan bilateral dengan Menhan Prancis Florence Parly, di Hotel de Brienne, Markas Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Prancis di Kota Paris pada Rabu (21/10) malam atau Kamis (22/10) dini hari WIB.
Pada pertemuan tersebut, Prabowo didampingi Dubes RI untuk Prancis Arrmanatha Christiawan Nasir, Asisten Khusus Menhan RI, dan Atase Pertahanan RI. Terlihat pula anggota Komisi I DPR Sugiono dan Kepala Biro Tata Usaha dan Protokol Setjen Kemenhan Brigjen Rui Rui Fernando Guedes Palmeiras Duarte Duarte.
Dalam siaran pers KBRI Paris, Jumat (23/10), kedua Menhan membahas perkembangan situasi dan dinamika kawasan Indo-Pasifik. Prancis menaruh perhatian khusus terhadap kawasan Indo-Pasifik, mengingat selain memiliki teritori sekitar 1,6 juta warganya. Dalam konteks tersebut, baik Prabowo maupun Parly menegaskan, pentingnya untuk terus berkontribusi dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan.
"Saya mencatat kemajuan yang cukup pesat dari kemitraan strategis Indonesia-Prancis di bidang pertahanan dalam setahun ini," kata Prabowo yang sudah dua kali bertemu Parly di Paris.
Kedua Menhan juga secara khusus membahas kerangka kerja sama pertahanan ke depan. Berbagai kemajuan yang telah dicapai dalam mempererat kerja sama pertahanan kedua negara tahun ini, termasuk dalam upaya memajukan industri pertahanan Indonesia, disambut baik oleh kedua pihak.
"Indonesia ingin terus mengembangkan kerja sama dengan Prancis di berbagai sektor pertahanan termasuk dalam memperkuat alutsista TNI dan memajukan kapasitas industri pertahanan Indonesia sebagai bagian dari global production chain produk alutsista," ujar Prabowo menyikapi pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan pertama pada Januari 2020, kedua Menhan sepakat membuat Perjanjian Kerja Sama Bidang Pertahanan (Defense Cooperation Agreement/DCA). Perjanjian tersebut memayungi secara komprehensif, seperti pendidikan dan latihan militer, keamanan maritim, pemberantasan terorisme, pengembangan industri pertahanan, hingga penguatan kapasitas dalam penanganan bencana, seperti pandemi Covid-19.
Dalam kaitan ini, kedua Menhan meminta agar tim perunding dapat segera menyelesaikan DCA, untuk dapat ditanda tangami kedua Menhan pada akhir tahun ini, sebagai bagian dari peringatan HUT ke-70 hubungan diplomatik kedua negara.
Dubes RI untuk Prancis, Arrmanatha Christiawan Nasir, menuturkan, pertemuan kedua Menhan pada tahun ini, menunjukan semakin intensifnya komunikasi dan kerja sama pertahanan kedua negara. Di tengah pandemi Covid-19, yang mengharuskan berbagai kegiatan tertunda, sambung dia, kerja sama Indonesia-Prancis di bidang pertahanan semakin erat.
"Tidak saja terlihat dari intensitas komunikasi kedua Menhan namun juga dengan kegiatan kelompok kerja Strategic Defense Equipment Cooperation yang sudah dua kali bertemu tahun ini,” ujar Tata, panggilannya.
Kerja sama Indonesia-Prancis di bidang pertahanan selama ini dilandaskan kesepakatan kedua negara pada 2017 melalui Letter of Intent (LoI) atau Pernyataan Kehendak untuk peningkatan kerja sama pertahanan, termasuk kerja sama kelautan dan keamanan maritim.
Setiap tahunnya sejak 2013, kerja sama pertahanan bilateral di beberapa bidang, seperti pelatihan dan pendidikan, saling kunjung, dan pemberantasan terorisme dibahas melalui forum Dialog Pertahanan Indonesia-Prancis (Indonesia-France Defense Dialogue/IFDD), terus dilakukan kedua negara.