REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kedua kandidat presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat, melangsungkan debat terakhir secara langsung di Nashville, Tennessee, Kamis (23/10) malam waktu setempat, atau Jumat pagi WIB.
Pada debat kali ini, panitia mematikan mikrofon kandidat ketika kandidat lainnya tengah berbicara, demi menghindari interupsi yang banyak terjadi pada debat pertama. Kristen Welker, koresponden NBC News, menjadi moderator dalam debat tersebut. Berikut sejumlah sorotan dalam berbagai isu yang dibahas pada debat yang digelar kurang dari dua pekan sebelum pemungutan suara 3 November itu.
Pandemi Covid-19
Welker bertanya bagaimana masing-masing kandidat akan memimpin Amerika Serikat keluar dari krisis pandemi Covid-19.
Trump: "Kami tengah melawannya dan kami melawannya dengan keras. Dalam waktu dekat ini (krisis pandemi, red) akan segera pergi."
Trump: "Saya sudah memahaminya. Saya belajar banyak. Kita harus pulih. Kita tak dapat menutup negara ini."
BIden: "Walaupun Anda tidak mendengar hal lain dari saya malam ini, dengarlah ini [...] Siapa saja yang bertanggung jawab atas begitu banyak kematian saat ini tidak boleh lagi bertahan sebagai Presiden AS."
Biden: "Ia adalah orang yang mengatakan kepada Anda (krisis) ini akan berakhir pada masa Paskah. Ia adalah orang yang sama yang mengatakan kepada Anda bahwa 'tak perlu khawatir karena kami akan mengakhiri ini pada musim panas'. Kita akan masuk ke musim dingin yang kelam, musim dingin yang kelam, dan ia tidak mempunyai rencana jelas."
Trump: "Saya tidak tahu bahwa kita akan memasuki musim dingin yang kelam [...] Kami membuka negara kita ini. Kami telah belajar dan mengkaji, serta memahami penyakit ini."
Biden: "Ia mengatakan [...] 'kami belajar untuk hidup bersama pandemi. Tetapi rakyat belajar untuk mati dalam pandemi."
Kebijakan luar negeri
Biden: Ia meligitimasi Korea Utara. Ia berbicara tentang kawan baiknya (pemimpin Korea Utara Kim Jong-un), yang merupakan seorang penjahat. Dan ia juga berbicara tentang bagaimana kita sebaiknya berhenti ketika Korea Utara lebih sanggup menembakkan rudal yang mampu mencapai wilayah AS."
Trump: Apakah Anda tahu, Korea Utara--kita tidak dalam perang. Kita mempunyai hubungan yang baik."
Biden: "Kita juga pernah mempunyai hubungan yang baik dengan Hitler sebelum akhirnya ia menginvasi Eropa. [...] Alasan dia (Kim) tidak mau bertemu dengan Presiden Obama adalah karena Presiden Obama mengatakan, 'Kita akan membahas tentang denuklirisasi. Kami tidak akan meligitimasi Anda. Kami akan terus menjatuhkan sanksi yang lebih dan lebih keras untuk Anda'. Itulah mengapa dia tidak ingin bertemu kita."
Imigrasi
Biden (merujuk pada anak-anak yang terpisah di perbatasan): Hal ini membuat kita menjadi bahan olok-olok, serta melanggar setiap gagasan mengenai siapa kita."
Trump: "Anak-anak dibawa ke sini oleh para penyelundup dan banyak orang jahat, kartel [...] Kami mengizinkan orang-orang masuk namun mereka masuk datang secara legal."