REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan tersangka kasus suap Wali Kota Tasikmalaya berinisial BBD, Jumat (23/10). Mendengar kabar itu, sejumlah warga Kota Tasikmalaya mengaku merasa ikut prihatin.
Salah seorang warga Kota Tasikmalaya, Enjang Zenal Mutaqqin (50 tahun) mengaku terkejut dengan penahanan kepala daerahnya oleh KPK. Meski telah lama ditetapkan sebagai tersangka, penahanan yang dilakukan kepada Wali Kota Tasikmalaya dinilai mendadak. "Sebagai warga, saya merasa terkejut," kata dia, Jumat.
Menurut dia, sosok Wali Kota Tasikmalaya selama ini dikenal baik kepada warga. Selain itu, BBD dikenal sebagai memiliki banyak prestasi, terutama dalam kegiatan pembangunan. Enjang mengaku merasa kehilangan atas ditahannya Wali Kota Tasikmalaya. "Saya sendiri merasakan apa yang telah dilakukannya," kata dia.
Salah seorang warga lainnya, Andri (34) mengatakan, BBD dikenal banyak membangun infrastruktur di Kota Tasikmalaya. Menurut dia, banyak pembangunan yang dilakukan oleh BBD selama menjabat sebagai Wali Kota.
"Zaman dia di Tasik ada bandara dan ada kampus negeri," kata dia. Karenanya, ia merasa prihatin dengan penahanan BBD sebagai tersangka.
Sementara itu, salah satu tokoh ulama di Kota Tasikmalaya, ustaz Yanyan Albayani mengimbau kepada masyarakat untuk tak perlu gaduh dengan penahanan wali kota. Ia meminta masyarakat menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada KPK.
"Kita juga minta KPK menanganinya dengan benar. Tak boleh ada unsur politik. Ini diproses hukum murni, bukan sekadar pesanan," kata dia.
Sebagai ulama, ia menilai, Wali Kota Tasikmalaya cukup dekat dengan kalangannya. Banyak perhatian yang diberikan kepada pesantren.
Selain itu, menurut dia, wali kota juga cukup rajin membangun insfrastruktur. "Harus diakui Budi Budiman getol dalam pembangunan infrastruktur. Kami prihatin, dan berharap Wali bisa tavah. Kalau dia tidak bersalah, nyatakan tidak bersalah. Tapi kalau bersalah, mudah-mudahan bisa tabah," kata dia.