REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 1.620 relawan di Bandung, Jawa Barat (Jabar), tengah menjalani uji klinik fase 3 Vaksin Sinovac. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, jumlah relawan yang tengah menjalani uji klinik di ibu kota Jawa Barat ini sedikit, namun perlu diteruskan.
"Mengenai uji klinik vaksin sinovac fase 3 yang dilakukan pada 1.620 relawan, sebenarnya jumlahnya sedikit," kata Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban saat dihubungi Republika, Jumat (23/10).
Sebab, dia mengaku, mendapatkan informasi bahwa Brasil tengah melakukan uji klinis vaksin ini dan memvaksin 9 ribu relawan. Namun, negara ini belum mau mengeluarkan data sementara karena menunggu sekitar 15 ribu relawan disuntik.
Kemudian, China yang mengaku telah memvaksin 3,5 juta relawan yang menjalani uji klinis vaksin ini. Kendati demikian, dia menilai, uji klinis Vaksin Sinovac yang tengah dilakukan di Bandung, Jawa Barat perlu dilanjutkan sampai hasil bisa diketahui.
Menurutnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang nanti mengevaluasi hasil uji klinik dan mempelajari apakah manfaatnya lebih baik dari mudharatnya. Artinya, manfaat Vaksin Sinovac yang telah diuji klinis di Indonesia harus memberikan manfaat yang signifikan.
"Kemudian BPOM sepakat mengeluarkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/ UEA)," katanya.
IDI percaya, BPOM memiliki tim ahli yang kuat dan mereka menjaga kredibilitas. Kendati demikian, Zubairi mengingatkan, supaya BPOM jangan mengabaikan hasil uji klinik vaksin ini di negara lain seperti Brasil.
Sebelumnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penghasil Vaksin PT Bio Farma mengungkapkan sebanyak 1.620 sukarelawan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung, Jawa Barat telah mendapatkan suntikan pertama hingga Jumat (16/7) pekan lalu. Uji klinis tahap ketiga ini sendiri dilakukan bekerja sama dengan Universitas Padjajaran, Bandung.