REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki mengutuk keras penggerebekan polisi di sebuah masjid di Berlin, Jerman. Perlakuan ini disebut berbanding terbalik dengan slogan kebebasan berekspresi dan berkeyakinan Jerman yang selalu dikatakan.
"Tindakan buruk di ibu kota sebuah negara yang mencoba menguliahi orang lain tentang kebebasan berekspresi dan berkeyakinan juga memprovokasi pemikiran," ujar keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Turki dilansir di Anadolu Agency, Kamis (22/10).
Penggerebekan di masjid ini dikatakan telah melukai tidak hanya komunitas Muslim setempat, tetapi umat Islam keseluruhan. “Penggerebekan ini tidak hanya terhadap komunitas di masjid Mevlana, itu juga merupakan tindakan terhadap semua komunitas Muslim, dan itu tidak bisa dijelaskan,” katanya.
Turki mendesak Pemerintah Jerman mengakui komunitas Muslim, yang populasinya di Jerman hampir lima juta, merupakan bagian integral dari Jerman. Pemerintah Jerman juga diminta berhenti mendiskriminasi dan meminggirkan umat Islam di sana.
Polisi Jerman menggerebek Masjid Mevlana, Rabu (21/10), dengan dalih penyelidikan keuangan. Penggerebekan bahkan dilakukan ketika umat Islam berkumpul untuk sholat subuh. Sekitar 150 polisi masuk ke dalam masjid dengan sepatu bot mereka, yang oleh Kementerian Luar Negeri Turki disebut sebagai tindakan yang tidak bisa dimaafkan.
https://www.aa.com.tr/en/turkey/turkey-condemns-police-raid-on-berlin-mosque/2015925