Sabtu 24 Oct 2020 12:00 WIB

Cekcok Berujung Pembunuhan Ibu Hamil

Ibu hamil dibunuh suami sendiri yang emosi karena kerap dicurigai selingkuh

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi pembunuhan.
Ilustrasi pembunuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus pembunuhan pada ibu hamil berinisial NY (34 tahun) di Soreang, Kabupaten Bandung pada Sabtu (17/10), telah menemukan titik terang. Pelaku merupakan suami dari korban sendiri berinisial S (47).

Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan menyebut S ditangkap di Banjarnegara, Jawa Tengah. Hasil penyelidikan mengarah pada suami korban yang sempat melarikan diri.

Baca Juga

"Keterangan saksi dan alat bukti lain yang mengarah ke si pelaku sehingga kita yakin bahwa dia sebagai tersangka tunggal," kata Hendra, Jumat (23/10).

Hendra menyebut setelah kejadian S langsung melarikan diri ke rekannya di Tasikmalaya. Pelaku sengaja bersembunyi untuk menghindari kejaran polisi. "Setelah Tasikmalaya, baru dia berangkat ke Banjarnegara ke tempat rekanannya," katanya.

Demi menghapus barang bukti dan jejak, S mengunci kontrakan dari rumah dan keluar lewat jendela. Dia pun membawa pergi ponsel dan merampas harta korban.

"Ada beberapa barang milik korban yang diambil oleh pelaku seperti cincin, kartu ATM, dan ponselnya. Korban sedang hamil tujuh bulan," terang Hendra.

Hendra menyebut kasus pembunuhan ini berawal dari pelaku yang emosi karena korban merasa cemburu. Pelaku enggan memperlihatkan ponselnya pada korban sehingga korban merasa curiga. Korban yang merupakan istri muda ini kemudian menuduh pelaku memiliki hubungan dengan perempuan lain.

"Pelaku ini cekcok pada saat korban ingin melihat isi ponselnya. Di sekitar lokasi ada pisau yang ditusukkan ke leher korban, kurang lebih lima sentimeter. Kemudian dadanya ditekan sehingga mengakibatkan kematian," kata Hendra.

Pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian disertai kekerasan. Pelaku mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Pelaku mengaku menyesal atas perbuatannya. Menurutnya, korban selalu merasa cemburu dan menuduhnya yang bukan-bukan.

"Kalau dibilang tega, secara akal sehat sih ya tidak tega, tapi karena emosi tadi. Dia selalu cemburu sama saya saya, selalu berprasangka jelek sama saya, selalu nuduh main perempuan, padahal tidak ada," kata pelaku.

Dia mengakui korban tahu pelaku sudah memiliki istri. Sebelum kejadian, keduanya sempat melakukan syukuran tujuh bulanan. "Tidak pernah (emosi), baru kemarin saja. Saya lari ke Jateng (Banjarnegara) pakai bis dari Tasikmalaya," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement