Sabtu 24 Oct 2020 17:08 WIB

Libur Panjang, Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan

Akhir Oktober 2020 dipastikan akan menjadi momen libur panjang

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Christiyaningsih
Suasana bongkar muat bagasi salah satu maskapai penerbangan di bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II.
Foto: AP II
Suasana bongkar muat bagasi salah satu maskapai penerbangan di bandara yang dikelola PT Angkasa Pura II.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Akhir Oktober 2020 dipastikan akan menjadi momen libur panjang dan diprediksi terjadi lonjakan pergerakan masyarakat dan transportasi. Maskapai bahkan sudah mulai mengajukan penerbangan tambahan untuk mengantisipasi libur panjang akhir Oktober 2020.

“Maskapai domestik sudah ada (mengajukan penambahan penerbangan). Ada beberapa maskapai di bandara AP II yang meminta penerbangan tambahan,” kata Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam diskusi virtual, Sabtu (24/10).

Baca Juga

Meskipun tidak menyebutkan maskapai mana yang sudah mengajukan penerbangan tambahan, tapi Awaluddin memastikan hal tersebut sudah terjadi. Sementara untuk maskapai asing, dia mengatakan tidak ada yang mengajukan penerbangan tambahan karena pembatasan penerbangan internasional masih berlaku.

Sebelumnya, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan untuk memastikan keamanan transportasi saat libur panjang pihaknya tetap memperketat sesuai aturan dari Gugus Tugas Covid-19. Novie menegaskan operasional pesawat akan dibatasi tetap 70 persen dari kapasitas.

"Kami juga rutin cek perawatan pesawat dari sisi keamanan dan kesehatan. Jadi bisa dikatakan dapat kita jamin," ujar Novie.

Novie menambahkan semua pesawat yang beroperasi juga sudah menggunakan teknologi HEPA. Novie menuturkan 80 persen teknologi tersebut dibuat pada 2000 sehingga sangat sesuai untuk digunakan saat pandemi.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Umiyatun Hayati Trihastuti mengatakan pilihan moda transportasi terbanyak yang akan digunakan dalam survei tersebut menyebutkan mobil pribadi sebanyak 64 persen. Sementara pesawat hanya 11,5 persen, sepeda motor, 5,5 persen, kereta api 5,5 persen, dan bus 5,2 persen.

Umiyatun meminta masyarakat dapat mengantisipasi keberangkatan perjalanan agar terhindar dari penumpukan. "Hari berangkat 36 persen paling banyak dilakukan pada 28 Oktober 2020," ungkap Umiyatun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement