REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BATU -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim, pengendalian Covid-19 di wilayahnya membuahkan hasil positif. Dimana per Jumat (23/10), kasus aktif Covid-19 tercatat tinggal 2.374 kasus, atau setara 4,71 persen. Namun demikian, Khofifah menghimbau dan mewanti-wanti masyarakat untuk tetap waspada.
Karena, kata dia, penyebaran Covid-19 belum benar-benar berakhir dan bisa meningkat sewaktu-waktu. Utamanya akibat kenaikan mobilitas masyarakat secara tiba-tiba tanpa adanya protokol kesehatan. Secara khusus, Khofifah meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan menjelang libur panjang pada akhir Oktober 2020.
"Kita harus terus waspada terhadap lonjakan kasus apabila kita lengah," kata Khofifah di Kota Batu, Sabtu (24/10).
Khofifah menyarankan agar masyarakat dapat memilih destinasi yang aman dan nyaman, utamanya destinasi wisata out door. Khofifah juga menyarankan agar tidak mengajak keluarga dengan resiko tinggi, utamanya mereka yang memiliki komorbid maupun lansia untuk berlibur.
"Meskipun liburan atau berpergian tidak dilarang. Namun demi menjaga keamanan keluarga diharapkan untuk tetap berhati-hati dengan salah satunya adalah menjauhi kerumunan," ujar Khofifah.
Imbauan Khofifah ini bukan tanpa alasan. Sebelumnya, Jatim pernah mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada Juni 2020, khususnya di beberapa kabupaten/ kota yang menjadi destinasi mudik. Belajar dari kejadian tersebut, Khofifah menganjurkan masyarakat untuk meminimalkan perjalanan sekaligus memastikan protokol kesehatan benar benar diterapkan secara ketat.
"Apabila memang ingin ke luar kota, pastikan betul bahwa diri kita aman dengan dites terlebih dahulu, sehingga yakin dalam keadaan negatif. Jangan sampai kita menjadi penular bagi ibu, bapak, kakek, nenek, maupun saudara yang berada di daerah," kata Khofifah.
Terkait lokasi wisata yang sudah dibuka dan kemungkinan menjadi tujuan libur panjang, Khofifah juga memastikan kapasitas maksimal hanya 50 persen saja. Khofifah mengatakan, diutamakan wisata dengan resiko penularan yang rendah yakni wisata outdoor.
"Pastikan wisata tersebut aman dari kerumunan, batasi jumlah pengujung hingga maksimal 50 persen dan pastikan wisata tersebut dilakukan secara outdoor atau dengan ventilasi yang cukup," ujarnya.