Sabtu 24 Oct 2020 19:15 WIB

Peluang Gaethje Kalahkan Khabib Hanya 5 Persen

Justin Gaethje diprediksi tidak mampu meladeni gaya bertarung Khabib Nurmagomedov.

Justin Gaethje (kanan) meraih sabuk juara interim kelas ringan UFC usai mengalahkan Tony Ferguson pada laga UFC 249 di VyStar Veterans Memorial Arena, Florida, AS, Ahad (10/5).
Foto: Jasen Vinlove-USA TODAY Sports/Reuters
Justin Gaethje (kanan) meraih sabuk juara interim kelas ringan UFC usai mengalahkan Tony Ferguson pada laga UFC 249 di VyStar Veterans Memorial Arena, Florida, AS, Ahad (10/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Petarung MMA asal Rusia, Eduard Vartanyan, memprediksi Justin Gaethje tidak akan mampu mengalahkan Khabib Nurmagomedov di pertarungan UFC 254 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad (25/10) malam dinihari WIB nanti. Dan ketika ditanya soal peluang Justin memenangkan pertarungan, Vartanyan menyebut peluangnya tidak lebih dari 10 persen.

‘’Peluangnya sekitar 5 sampai 10 persen,’’ kata Vartanyan ketika ditanya situs olahraga Rusia Sport Express. ‘’Memang selalu ada peluang untuk menang, tapi Gaethje memiliki peluang yang rendah.’’

Peluangnya sama seperti Conor McGregor jika melakukan pertarungan ulang lawan Khabib. Peluang menang lebih besar justru dimiliki Tony Ferguson yang sebelumnya ditaklukan Gaethje. Jika tarung lawan Khabib, Ferguson memiliki peluang menang sebesar 40 persen.

Vartanyan memiliki sejumlah alasan mengapa Gaethje tidak akan mampu menghadapi Khabib. Setidaknya dari gaya bertarung, kekuatan dan daya tahan (endurance), Gaethje kalah dari Khabib.

Gaethje dikenal sebagai petarung standing fight yang mengandalkan serangan lewat pukulan dan tendangan. Menurut Vartanyan, petarung asal AS itu jarang bertemu lawan yang mengandalkan pertarungan bawah lewat kuncian dan pitingan. Terlebih lawan yang akan dihadapi Gaethje adalah Khabib yang selama ini dikenal sebagai ahlinya pertarungan bawah.

‘’Pertama, Gaethje belum pernah bertemu lawan seperti Khabib,’’ katanya. ‘’Kedua, gaya pertarungan bawah sangat tidak nyaman bagi Gaethje.’’

Vartanyan mengakui Gaethje memiliki latar belakang gulat sehingga sebagian orang menyakini dia bisa bertahan menghapapi pertarungan bawah dari Khabib. Namun, kata Vartanyan, kemampuan gulat Gaethje tersebut tidak pernah diasah dan dipakai di pertarungan MMA.

Selain masalah gaya bertarung, Gaethje juga mengalami masalah endurance (ketahanan) yang sudah menjadi masalah genetik. ‘’Gaethje memang memiliki kekuatan pada pukulan tangannya. Tapi, dia belum menyelesaikan masalah endurance karena lebih pada masalah genetik. Dia lebih cepat lelah, coba lihat pertarungan-pertarungannya,’’ katanya.

Masalah ketahanan yang menjadi jawaban mengapa Gaethje selama ini tidak pernah mengasah kemampuan gulatnya. Karena, dalam pertarungan bawah, endurance yang menjadi kuncinya.

Alasan ketiga yakni soal kekuatan. Meski memiliki pukulan dinamit, jarang sekali lawan yang langsung dikalahkan Gaethje lewat pukulannya. Bahkan, Gaethje pernah kalam dalam pertarungan standing lawan Eddie Alvarez setelah keduanya saling melepaskan pukulan.

‘’Lihat pertarungan Gaethje lawan Alvarez. Alvarez terus meladeni pertarungan standing fight yang membuat Gaethje menjadi merasa tidak nyaman dan gagal. Akhirnya, Alvarez mampu membuat Gaethje kalah KO,’’ kata Vartanyan. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement