REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Petarung MMA asal Rusia, Eduard Vartanyan, memprediksi Justin Gaethje tidak akan mampu mengalahkan Khabib Nurmagomedov di pertarungan UFC 254 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad (25/10) malam dinihari WIB nanti. Dan ketika ditanya soal peluang Justin memenangkan pertarungan, Vartanyan menyebut peluangnya tidak lebih dari 10 persen.
‘’Peluangnya sekitar 5 sampai 10 persen,’’ kata Vartanyan ketika ditanya situs olahraga Rusia Sport Express. ‘’Memang selalu ada peluang untuk menang, tapi Gaethje memiliki peluang yang rendah.’’
Peluangnya sama seperti Conor McGregor jika melakukan pertarungan ulang lawan Khabib. Peluang menang lebih besar justru dimiliki Tony Ferguson yang sebelumnya ditaklukan Gaethje. Jika tarung lawan Khabib, Ferguson memiliki peluang menang sebesar 40 persen.
Vartanyan memiliki sejumlah alasan mengapa Gaethje tidak akan mampu menghadapi Khabib. Setidaknya dari gaya bertarung, kekuatan dan daya tahan (endurance), Gaethje kalah dari Khabib.
Gaethje dikenal sebagai petarung standing fight yang mengandalkan serangan lewat pukulan dan tendangan. Menurut Vartanyan, petarung asal AS itu jarang bertemu lawan yang mengandalkan pertarungan bawah lewat kuncian dan pitingan. Terlebih lawan yang akan dihadapi Gaethje adalah Khabib yang selama ini dikenal sebagai ahlinya pertarungan bawah.
‘’Pertama, Gaethje belum pernah bertemu lawan seperti Khabib,’’ katanya. ‘’Kedua, gaya pertarungan bawah sangat tidak nyaman bagi Gaethje.’’
Vartanyan mengakui Gaethje memiliki latar belakang gulat sehingga sebagian orang menyakini dia bisa bertahan menghapapi pertarungan bawah dari Khabib. Namun, kata Vartanyan, kemampuan gulat Gaethje tersebut tidak pernah diasah dan dipakai di pertarungan MMA.
Selain masalah gaya bertarung, Gaethje juga mengalami masalah endurance (ketahanan) yang sudah menjadi masalah genetik. ‘’Gaethje memang memiliki kekuatan pada pukulan tangannya. Tapi, dia belum menyelesaikan masalah endurance karena lebih pada masalah genetik. Dia lebih cepat lelah, coba lihat pertarungan-pertarungannya,’’ katanya.
Masalah ketahanan yang menjadi jawaban mengapa Gaethje selama ini tidak pernah mengasah kemampuan gulatnya. Karena, dalam pertarungan bawah, endurance yang menjadi kuncinya.
Alasan ketiga yakni soal kekuatan. Meski memiliki pukulan dinamit, jarang sekali lawan yang langsung dikalahkan Gaethje lewat pukulannya. Bahkan, Gaethje pernah kalam dalam pertarungan standing lawan Eddie Alvarez setelah keduanya saling melepaskan pukulan.
‘’Lihat pertarungan Gaethje lawan Alvarez. Alvarez terus meladeni pertarungan standing fight yang membuat Gaethje menjadi merasa tidak nyaman dan gagal. Akhirnya, Alvarez mampu membuat Gaethje kalah KO,’’ kata Vartanyan.