REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Hostel di Bangkok, Thailand menunjukkan dukungannya dengan cara tersendiri terhadap demonstrasi anti-kemapanan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Puluhan hostel di seluruh Bangkok telah membuka pintu untuk memberi perlindungan dan terkadang memberikan fasilitas beristirahat tersebut secara gratis kepada pengunjuk rasa.
Sejak pertengahan Juli, pengunjuk rasa yang dipimpin oleh pemuda dan mahasiswa telah menentang tindakan keras dan meminta Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengundurkan diri. Beberapa hari terakhir, unjuk rasa semakin ramai dan berujung pada kekerasan yang dilakukan petugas keamanan.
Tak jarang, pengunjuk rasa berhadapan dengan meriam air dan bermain kucing-kucingan dengan polisi dalam kondisi terik hingga larut malam. Banyak dari mereka yang tidur di jalan.
Kondisi ini membuat masyarakat banyak yang terketuk untuk membukakan pintu, menerima pengunjuk rasa untuk beristirahat. Para pemilik penginapan pun demikian.