Ahad 25 Oct 2020 12:21 WIB

AP II Sinkronkan Stimulus Penerbangan dengan Pemulihan

AP II memaksimalkan utilisasi slot penerbangan di lima bandara yang mendapat stimulus

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Seorang calon penumpang pesawat udara berada di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (13/2/2019).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Seorang calon penumpang pesawat udara berada di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (13/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan akan mensinkronkan stimulus penerbangan dengan percepatan program perusahaan. Khususnya dalam strategi AP II melakukan pemulihan setelah terdampak pandemi Covid-19.

"Pemberian stimulus akan dilakukan bersamaan dengan memaksimalkan utilisasi slot penerbangan," kata Awaluddin dalam diskusi virtual AP II, Sabtu (24/10).

Baca Juga

Awaluddin menjelaskan stimulus penerbangan melalui penghapusan sementara passenger service charge (PSC) atau airport tax diterapkan di lima bandara AP II. Kelima bandara tersebut yakni Soekarno-Hatta, Kualanamu, Halim Perdanakusuma, Silangit dan Banyuwangi.

Dia menegaskan utilisasi slot penerbangan akan dimaksimalkan terlebih posisi lima bandara yang menerima stimulus tersebut sudah tepat. "Pergerakan penumpang di lima bandara itu mencerminkan 75 persen total pergerakan penumpang di 1 bandara yang kami kelola," ungkap Awaluddin.

Awaluddin menambahkan, lima bandara yang termasuk di dalam skema stimulus PSC tersebut akan memastikan ketersediaan slot penerbangan yang dibutuhkan maskapai. Dia memastikan AP II akan berkoordinasi dengan maskapai terkait utilisasi slot penerbangan.

"Apa yang dibutuhkan maskapai, akan kami upayakan bisa dipenuhi khususnya terkait dengan slot penerbangan," ujar Awaluddin.

Dia menuturkan, AP II siap membuka bandara lebih lama jika terdapat penerbangan malam hari yang mendarat di luar waktu operasional yang diumumkan. Artinya, kata Awaluddin, AP II memastikan tersedianya slot bagi maskapai.

AP II mencatat utilisasi slot penerbanagn di Banadara Soekarno-Hatta saat ini 38 persen, Bandara Halim Perdanakusuma 25 persen, dan Bandara Kualanamu 37 persen. Sementara itu, utilisasi slot penerbangan di Bandara Silangit 33 persen dan Banyuwangi 44 persen.

"Nah jadi kami sudah punya tolak ukurnya, Setelah diberikan stimulus ini, utilisasi slot penerbangan akan kita maksimalkan," tutur Awaluddin.  

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan untuk memberikan stimulus pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) atau PSC yang masuk dalam komponen harga tiket pesawat dibayar penumpang. Biaya tersebut juga disebut airport tax.

“Insentif ini diberikan kepada penumpang. Setiap penumpang tidak akan dibebani PSC, ini akan dikeluarkan dari komponen biaya tiket,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/10).

Novie mengatakan, total insentif transportasi kepariwisataan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020 yang diberikan sekitar Rp 216,5 miliar. Dari total tersebut terbagi sekitar Rp 175 miliar untuk PJP2U dan sekitar Rp 40,8 miliar untuk kalibrasi fasilitas penerbangan.

“Stimulus PJPU ini berlaku di 13 bandara dan hanya untuk penerbangan domestik,” tutur Novie.

Semua bandara tersebut yakni Bandar Udara Internasional Soekarno - Hatta, Tangerang (CGK), Hang Nadim, Batam (BTH), Kualanamu, Deliserdang (KNO), I Gusti Ngurah Rai, Denpasar (DPS), Yogyakarta Internasional, Kulon Progo (YIA), dan Halim Perdanakusuma, Jakarta (HLP). Begitu juga di Bandara Internasional Lombok, Praya (LOP), Jenderal Ahmad Yani, Semarang (SRG), Sam Ratulangi, Manado (MDC), Komodo, Labuan Bajo (LBJ),  Silangit (DTB), Blimbingsari, Banyuwangi (BWX), dan Adi Sucipto, Yogyakarta (JOG).

Stimulus tersebut berlaku  bagi calon penumpang yang membeli tiket mulai  besok (23/10) pukul 00.01 WIB hingga 31 Desember 2020 pukul 23.59 WIB. Tiket yang dibeli untuk penerbangan sebelum pukul 00.01 WIB pada 1 Januari 2021.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement