Ahad 25 Oct 2020 16:25 WIB

Belarusia dan Rusia akan Kerja Sama Respons Ancaman Asing

Presiden Belarusia berbicara dengan Menlu AS soal kerja sama dengan Rusia

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Foto: EPA
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kantor berita Rusia melaporkan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko melakukan sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo. Dalam komunikasi itu, Lukashenko mengatakan Belarusia dan Rusia siap memberikan respons gabungan terhadap ancaman eksternal.

"Rusia tidak mengintervensi urusan dalam negeri Belarusia, di saat yang sama, negara itu siap untuk memberikan respons gabungan terhadap ancaman eksternal," kata Lukashenko seperti dikutip Interfax dari laporan stasiun televisi nasional Belarusia, Ahad (25/10).

Baca Juga

"Berdasarkan opini bersama, usai kunjungan Pompeo ke Minsk pada bulan Februari lalu, situasinya telah berubah secara dramatis, tantangan baru telah muncul," kata Interfax mengutip laporan stasiun televisi Belarusia.

Lukashenko bersikeras tidak bersedia mundur dari jabatannya walaupun gelombang unjuk rasa yang menuntutnya turun sudah berlangsung selama berpekan-pekan. Tampaknya ia akan menghadapi unjuk rasa nasional yang akan dimulai paa Senin (26/10) besok.

Setelah politisi oposisi memberi ultimatum pada Lukashenko. Tetapi tidak ada tanda presiden yang sudah berkuasa 26 tahun itu akan turun.

Pengunjuk rasa mengatakan Lukashenko mencurangi hasil pemilihan presiden 9 Agustus lalu. Dalam beberapa tahun terakhir, Lukashenko berusaha memperbaiki hubungan dengan Barat. Pompeo sempat mengunjungi Belarusia pada bulan Januari lalu untuk 'menormalisasi' hubungan.

Namun, krisis yang dipicu hasil pemilihan umum mendorong Lukashenko kembali memperkuat hubungan dengan sekutu lama yakni Rusia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS mengkonfirmasi sambungan telepon Lukashenko dan Pompeo.

"Menteri meminta untuk agar warga AS Vitali Shkliarov  yang ditahan secara tidak sah segera dibebaskan dan dikeluarkan dari Belarusia dan (menteri) menegaskan kembali dukungan penuh AS terhadap aspirasi demokrasi rakyat Belarusia," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

Washington telah menerapkan sanksi pada pejabat Belarusia setelah Minsk menindak keras dan melakukan penangkapan terhadap pengunjuk rasa. Pada Sabtu (24/10) kemarin, pengunjuk rasa kembali turun ke jalan. Video yang direkam stasiun televisi lokal memperlihatkan banyak demonstran mengibarkan bendera merah-putih yang menjadi simbol oposisi. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement