REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menanggapi penelitian terhadap vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG) untuk Covid-19. Ia mengatakan, perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan vaksin tersebut bisa mengobati Covid-19.
Ia menjelaskan, vaksin BCG bisa meningkatkan kekebalan umum pada tubuh. Kekebalan umum ini terbukti melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit. Ia mencontohkan, di Afrika vaksinasi BCG ternyata mengurangi cukup banyak kematian akibat radang paru-paru. Selain itu, di Belanda vaksin ini berhasil mengurangi kemungkinan seseorang terpapar penyakit yellow fever.
"Kekebalan umum, (kemungkinan) jadi memperbaiki sistem imun kita untuk melawan Covid-19. Tapi apakah berhasil atau tidak, belum tentu. Ini Masih teori. Tapi lumayan yang diuji kan 10 ribu orang, jadi kita harapkan cepat ada hasilnya," kata Zubairi pada Republika.co.id, Ahad (25/10).
Ia menjelaskan, vaksin BCG tidak khusus untuk menangani Covid-19. Vaksin ini berbeda dari vaksin-vaksin khusus Covid-19 yang beberapa di antaranya saat ini masih memasuki fase uji klinis ketiga.
"Biasanya kalau seperti itu (tidak khusus Covid-19) maka tidak jangka panjang. Sekarang semua orang sudah divaksinasi BCG, harus divaksinasi lagi karena imunitas vaksin BCG ini sudah hilang," kata dia lagi.
Lebih lanjut, Zubairi menjelaskan, penelitian terhadap vaksin BCG untuk Covid-19 ini sudah beberapa bulan lalu dipimpin oleh universitas di Australia. Penelitian internasional ini juga dilakukan Belanda, Spanyol, dan Brasil.