REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelurahan Bukit Duri,Jakarta Selatan, menjadi sorotan media asing asal Singapura. Ini setelah melakukan kampanye pencegahan Covid-19 lewat karya seni mural, yakni melukis dengan media tembok.
Lurah Bukit Duri, Ahmad Syarif mengatakan mural kampanye pencegahan Covid-19 tersebut unik karena dilukis bukan oleh seniman tetapi oleh Pekerja Penanganan Sarana Prasarana Umum (PPSU) Kelurahan Bukit Duri atau yang biasa dikenal dengan sebutan Pasukan Oranye.
"Jadi kami tidak membayar pelukis untuk melukis gambar-gambar ini, mana sanggup kita membayar seniman, bisa mahal per meter bayarannya. Semua lukisan mural ini dikerjakan oleh petugas PPSU Bukit Durit," kata Ahmad Syarif.
Mural tersebut dibuat untuk kampanye pencegahan Covid-19 di Kelurahan Bukit Duri. Gambar-gambar yang dilukis dibuat bercerita tentang upaya dan penanganan yang dilakukan oleh pemerintah, petugas medis, petugas pemakaman serta kepedulian masyarakat dalam mencegah virus SARS-CoV-2 tersebut.
Dalam pembuatan mural tersebut, Syarif dibantu salah satu petugas PPSU yang memiliki jiwa seni melukis mural bernama Gunawan. Mural mulai dikerjakan sejak April 2020 dan dilakukan secara bertahap.
Lukisan mural dibuat di Tembok Dipo Stasiun Manggarai dekat Jalan Bukit Duri Utara depan SMA Negeri 8 Jakarta, dengan panjang sekitar 30 meter. Ada sekitar tujuh lukisan mural yang terpanjang di tembok pinggir rel kereta api tersebut.
Setiap gambar ada cerita dan pesannya, seperti gambar petugas medis kita tuliskan ucapan terima kasih. "Lalu ada gambar superhero menangkap virus corona, yang merepresentasikan Pemerintah Indonesia yang melindungi masyarakat dari wabah pandemi," kata Syarif.
Selanjutnya lukisan mural yang dikerjakan oleh lima orang petugas PPSU itu juga menyisipkan gambar Gubernu DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wali Kota Jakarta Selatan yang menyampaikan pesan pemerintah menjalankan 3T (testing-pemeriksaan, tracing-pelacakan dan treatment-pengobatan). Sedangkan warga menjalankan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak).
Ada juga mural yang menggambarkan prosesi penguburan jenazah Covid-19 oleh petugas pemakaman. Upaya petugas gugus tugas melaksanakan penyemprotan disinfektan.
Di bagian ujung tembok terselip lukisan kampanye 3M serta harapan. Lukisan tersebut menggambarkan wajah bumi yang mengenakan masker serta wajah anak kecil yang menengadah ke atas.
Lalu dilengkapi tulisan berisi pesan seperti, ajakan ayo pakai masker, saya melindungi anda, anda melindungi saya. Lalu tulisan dengan pesan yang berbunyi "Jangan pernah berhenti percaya akan harapan karena setiap waktu pasti ada keajaiban. Corona pasti berlalu".
"Jadi di ujung tembok sana ada harapan, intinya harapan kita dan masyarakat sama, dengan kita bersatu padu memakai masker, sama-sama kita cegah, corona pasti berlalu," ujar Syarif.
Di Kelurahan Bukit Durit mural kampanye pencegahan Covid-19 ini terdapat di dua lokasi, selain di Jalan Raya Bukit Duri Utara, juga terdapat di tembok 'flyover' Jalan Abdulah Syafi'i. Tapi jumlahnya tidak banyak, hanya ada dua mural.
Kehadiran mural ini menjadi cara unik Kelurahan Bukit Duri dalam mengkampanyekan pencegahan pandemi Covid-19 di wilayahnya, karena untuk kegiatan imbauan dan sosialisasi sudah rutin dan biasa dilakukan.
Hadirnya mural tersebut menjadi daya tarik warga untuk berswafoto dan menyebarluaskannya di media sosial, hingga menarik minat media asing untuk meliput petugas PPSU yang menggambar mural tersebut.
"Pak Gunawan yang menggambar mural itu sudah pernah diliput dan diwawancarai oleh media Singapura," kata Syarif.
Syarif menilai, kampanye yang dilakukannya lewat mural sedikit memberikan dampak. Salah satu yang dirasakan adalah penurunan angka kasus positif di Kelurahan Bukit Duri.
Walau tidak menjabarkan secara detil berapa angka kasus di wilayah tersebut, namun Syarif menyebutkan, sebelumnya penambahan kasus per pekan di Kelurahan Bukit Duri mencapai 20 hingga 29 kasus. Pekan ini hanya ada 10 kasus positif per pekan.
"Kita setiap pekan dapat laporan dari kecamatan, untuk pekan ini angka penambahan kasus kita justru turun, biasanya ditemukan 20 kasus, sekarang hanya 10 kasus," kata Syarif.