REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- PMI DIY menggelar lokalatih manajemen pemulasaran jenazah. Pelatihan itu diselenggarakan bekerja sama dengan PMI Pusat dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) Jakarta 20-23 Oktober 2020 di Pusdiklat PMI DIY.
Ketua PMI DIY, GBPH Prabukusumo mengatakan, lokalatih ini memberikan kemampuan yang sangat penting. Sebab, salah satu pelayanan PMI dalam tanggap darurat bencana penanganan Covid-19 tidak lain merupakan pelayanan ambulans.
Ia menekankan, dalam pelayanan ambulans relawan PMI membantu masyarakat untuk pemulasaran jenazah melalui ketugasan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di masing-masing wilayah. Serta, dalam penanganan pelayanan ambulans kegawat daruratan.
"Saya berharap, relawan-relawan di lapangan dapat bekerja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk melindungi diri sendiri. Selain itu, saya juga berharap relawan-relawan dapat bekerja dengan ikhlas," kata Prabukusumo, Sabtu (24/10).
Wakil Ketua Bidang Pelayanan Kesehatan, Endang Pudjiastuti menekankan, pelatihan ini bertujuan tingkatkan pengetahuan dan keterampilan relawan PMI DIY. Tidak cuma manajemen pemulasaraan jenazah tapi juga dalam menyusun SOP pemulasaran jenazah.
"Saat ini PMI DIY telah melaksanakan pelayanan ambulans, khususnya pemakaman 239 kali, baik karena Covid-19 maupun non-Covid-19 di PMI kabupaten/kota. Banyaknya pelayanan khususnya pemakaman menuntut PMI semakin meningkatkan kapasitasnya," ujar Endang.
Movement Cooperation Officer ICRC jakarta, Febi Dwi Putri berharap, dengan adanya pelatihan relawan yang bekerja dalam penanganan jenazah selama masa pandemi dapat melakukan tugasnya dengan aman dan selamat. Kegiatan diikuti 16 relawan-relawan.
"Berlangsung selama empat hari dengan metode kombinasi luring dan daring," kata Febi.
Pelatihan dua hari dilaksanakan dengan metode daring, dan dua hari dilaksanakan dengan metode luring. Demi mengurangi interaksi, peserta-peserta yang mengikuti simulasi dan penyusunan SOP dibatasi dan penerapan protokol kesehatan diperketat.