Ahad 25 Oct 2020 17:47 WIB

Pemerintah Buka Opsi Ekspor Minyak dari Lapangan Banyu Urip

Produksi Lapangan Banyu Urip tak mampu diserap sepenuhnya oleh Pertamina.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Menurunnya permintaan atas minyak menyusul dampak pandemi covid-19 memaksa Lapangan Banyu Urip mengalami oversupply. Hal ini disebabkan oleh produksi Lapangan Banyu Urip tak mampu diserap sepenuhnya oleh Pertamina.
Menurunnya permintaan atas minyak menyusul dampak pandemi covid-19 memaksa Lapangan Banyu Urip mengalami oversupply. Hal ini disebabkan oleh produksi Lapangan Banyu Urip tak mampu diserap sepenuhnya oleh Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurunnya permintaan atas minyak menyusul dampak pandemi covid-19 memaksa Lapangan Banyu Urip mengalami oversupply. Hal ini disebabkan oleh produksi Lapangan Banyu Urip tak mampu diserap sepenuhnya oleh Pertamina.

Deputi Keuangan dan Monetisasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Arief S Handoko bilang jika stok crude Banyu Urip tak berhasil dijual maka pengurangan produksi bisa terjadi.

Baca Juga

"Kenapa tidak bisa terjual, karena Pertamina punya stok banyak dan demand berkurang karena Covid-19. Pesawat juga berkurang penerbangan," ungkap Arief dalam konferensi pers virtual, Jumat (23/10).

Arief menambahkan, selama ini Pertamina selain masih mengimpor crude juga masih mengimpor produk Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan demand yang menurun maka penyerapan crude domestik dari Banyu Urip akan sulit dilakukan.