Senin 26 Oct 2020 07:03 WIB

Efek Pernyataan Macron, Muncul Seruan Boikot Produk Prancis

Seruan boikot produk Prancis muncul setelah pernyataan Macron keluar.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: google.com
Presiden Prancis Emmanuel Macron.

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- High Council of State (HCS) atau Dewan Tinggi Negara Libya telah menyerukan penghentian hubungan ekonomi dengan perusahaan Prancis, dan membatalkan kontrak Total Prancis untuk mengoperasikan ladang minyak Waha Marathon.

Dalam sebuah pernyataan pada Ahad (25/10), HCS menyatakan Presidential Council of the Government of National Accord atau pihak eksekutif harus menanggapi penghinaan yang dibuat oleh Prancis terhadap Nabi Muhammad ﷺ dengan mengakhiri hubungan dan bekerja dengan perusahaan Prancis. Mereka mendesak otoritas kehakiman untuk memberikan putusan akhir tentang Banding HCS terhadap perusahaan minyak Prancis Total.

Baca Juga

"Kami telah mendengar pernyataan tidak bertanggung jawab dari Presiden Prancis Emmanuel Macron yang bersikeras menerbitkan karikatur yang menghina Nabi Muhammad ﷺ, yang mengklaim ini adalah kebebasan berekspresi. Ini adalah penghinaan terhadap lebih dari 1,5 miliar Muslim oleh Presiden Prancis Macron dan ini adalah bukti dari Demokrasi palsu Prancis dan realitasnya yaitu: kekuatan kolonial," sebut pernyataan dilansir dari laman Libya Observer pada Senin (26/10).

HCS juga mengutuk pembunuhan guru bahasa Prancis tersebut. Mereka menyatakan insiden itu bertentangan dengan ajaran Islam, dan akibat kebijakan rasis Macron.

Adapun desakan dari Macron untuk melindungi penerbitan karikatur Nabi Muhammad ﷺ, dan prinsip-prinsip Islam memicu kemarahan di seluruh dunia. 

Sumber:

https://www.libyaobserver.ly/news/libyas-high-council-state-urges-economic-boycott-france-over-slurs-islam

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement