REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Imam Besar Azhar Mesir Syekh Ahmed El-Tayyeb mengutuk kampanye sistematis yang menargetkan Islam dan melibatkan simbol-simbol Islam dalam konflik politik. Pernyataanya itu diunggah melalui jejaring sosial Facebook dan Twitter pada Ahad kemarin. Ungahan dituliskan dalam bahasa Arab, Inggris, dan Prancis.
"Kami tidak akan menerima simbol agama kami menjadi korban kampanye pemilu di arena politik," kata Syekh Tayyeb dilansir dari Ahram Online, Senin (26/10).
Al-Tayyeb mengecam tindakan jahat yang menghina Nabi Muhammad. Serta menolak segala bentuk penghinaan yng ditunjukkan kepada Nabi umat Islam.
"Saya katakan kepada mereka yang membenarkan penghinaan terhadap Nabi umat Islam, masalah sebenarnya terletak pada ideologi munafik dan agenda kecil kamu," tegas El-Tayyeb.
"Saya juga ingin mengingatkan kamu, bahwa tanggung jawab tertinggi seorang pemimpin adalah menjaga perdamaian sipil, serta menjaga kerukunan sosial, menghormati agama, menghindari perselisihan, dan tidak menyulut konflik atas nama kebebasan berekspresi," tambah imam besar itu.
Sebelumnya, dalam pidatonya pada Jumat (2/10) lalu Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan bahwa Islam sebagai agama yang tengah mengalami krisis. Karenanya ia akan mendorong agama Islam untuk keluar dari sistem pendidikan dan sektor pablik di Prancis melalui RUU yang akan dia ajukan.
RUU tersebut dianggap dapat membendung radikalisme, sebuah sebutan yang dibuat Macron untuk umat Islam di Prancis.
Sumber: