Senin 26 Oct 2020 09:51 WIB

Imam Besar Al-Azhar: Simbol Agama Bukan Alat Perang Politik

Imam Besar Al-Azhar menolak Islam dijadikan korban kampanye pemilu.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Imam Besar Al-Azhar: Simbol Agama Bukan Alat Perang Politik. Foto: Imam Besar Universitas Al Azhar di Kairo Muhammad Ahmad Al Thayyib memberikan pemaparan saat kuliah umum yang diadakan di Kampus UIN Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (23/2).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Imam Besar Al-Azhar: Simbol Agama Bukan Alat Perang Politik. Foto: Imam Besar Universitas Al Azhar di Kairo Muhammad Ahmad Al Thayyib memberikan pemaparan saat kuliah umum yang diadakan di Kampus UIN Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MESIR—Imam Besar Al-Azhar Mesir Sheikh Ahmed El-Tayyeb mengutuk apa yang dia sebut sebagai "kampanye sistematis" melawan Islam yang bertujuan untuk melibatkan simbol-simbol Islam dalam konflik politik.

Dalam postingannya di situs jejaring sosial, Facebook dan Twitter, Tayyep mengatakan dalam bahasa Arab, Inggris dan Prancis, "Kami tidak akan menerima simbol agama kami menjadi korban kampanye pemilu di arena politik."

Baca Juga

Dia dengan tegas menolak serangan jahat terhadap Nabi Muhammad dengan mengatakan, "Saya katakan kepada mereka yang membenarkan penghinaan terhadap Nabi Islam, masalah sebenarnya terletak pada ideologi munafik dan agenda kecil Anda."

"Saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa tanggung jawab tertinggi seorang pemimpin adalah menjaga perdamaian sipil, serta menjaga kerukunan sosial, menghormati agama, menghindari perselisihan, dan tidak menyulut konflik atas nama kebebasan berekspresi," tambah imam besar itu yang dikutip di Ahram, Senin (26/10).

Imam Besar Azhar Mesir Sheikh Ahmed El-Tayyeb mengutuk apa yang dia anggap sebagai "kampanye sistematis" melawan Islam yang bertujuan untuk melibatkan simbol-simbol Islam dalam konflik politik.

Dalam posting di situs jejaring sosial, Facebook dan Twitter - dalam bahasa Arab, Inggris dan Prancis - Tayyeb mengatakan "Kami tidak akan menerima simbol agama kami menjadi korban kampanye pemilu di arena politik."

Dia menolak serangan jahat terhadap Nabi Muhammad dengan mengatakan "Saya katakan kepada mereka yang membenarkan penghinaan terhadap Nabi Islam, masalah sebenarnya terletak pada ideologi munafik dan agenda kecil Anda."

"Saya juga ingin mengingatkan Anda bahwa tanggung jawab tertinggi seorang pemimpin adalah menjaga perdamaian sipil, serta menjaga kerukunan sosial, menghormati agama, menghindari perselisihan, dan tidak menyulut konflik atas nama kebebasan berekspresi," tambah imam besar itu.

 

Lembaga Islam Mesir, al-Azhar juga turut mengecam pernyataan rasis presiden bernama lengkap Emmanuel Jean-Michel Frédéric Macron itu. Para sarjana Universitas Al Azhar menyebut pernyataan Macron bertentangan dengan esensi Islam yang sebenarnya.

Sumber:

http://english.ahram.org.eg/NewsContent/1/64/389165/Egypt/Politics-/Grand-imam-of-AlAzhar-denounces-campaign-targeting.aspx

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement