REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel berencana memulai uji coba kandidat vaksin Covid-19 pada manusia pada 1 November. Vaksin yang dikembangkan oleh Institut Penelitian Biologi Israel (IIBR) dan diawasi Kementerian Pertahanan itu akan dilakukan setelah mendapat persetujuan.
IIBR memulai uji coba pada hewan untuk vaksin "BriLife" pada Maret. Kementerian Kesehatan dan komite pengawas kini telah memberikan lampu hijau untuk membawa vaksin ke tahap selanjutnya.
Delapan puluh sukarelawan berusia antara 18 dan 55 tahun akan dipantau selama tiga pekan untuk melihat apakah antibodi virus berkembang. Fase kedua diharapkan dimulai pada bulan Desember dengan melibatkan 960 orang yang berusia di atas 18 tahun.
Jika itu berhasil, fase ketiga berskala besar dengan 30 ribu sukarelawan dijadwalkan pada April atau Mei. Jika berhasil, vaksin berpeluang disetujui untuk digunakan secara massal.
Kemenhan Israel menyatakan, vaksin tersebut telah diuji dengan baik pada sejumlah model hewan. IIBR juga telah menghasilkan lebih dari 25 ribu dosis untuk tahap pertama dan kedua dari uji klinis.
"Sasaran akhir kami adalah 15 juta jatah vaksin untuk penduduk Israel dan negara tetangga dekat kami," kata Direktur IIBR Shmuel Shapira dilansir Reuters pada Selasa (26/10).
Hingga saat ini, belum ada vaksin Covid-19 yang disetujui secara internasional. Beberapa di antaranya sedang dalam uji coba lanjutan, termasuk buatan perusahaan Pfizer Inc, Johnson & Johnson, AstraZeneca Plc, dan Moderna.
Dengan populasi sembilan juta, Israel mulai mengurangi lockdown akibat virus corona setelah penurunan infeksi yang stabil dalam tingkat infeksi harian. Negara itu mendata 692 kasus baru pada hari Sabtu (24/10), turun dari puncaknya lebih yang mencapai dari sembilan ribu beberapa pekan lalu. Israel telah melaporkan total 2.372 kematian akibat pandemi.