Senin 26 Oct 2020 11:24 WIB

Jack Ma Ingin Reformasi Sistem Keuangan Global, Seperti Apa?

Fintech-nya Jadi IPO Terbesar di Dunia, Jack Ma Ingin Reformasi Sistem Keuangan

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Fintech-nya Jadi IPO Terbesar di Dunia, Jack Ma Ingin Reformasi Sistem Keuangan. (FOTO: TechCrunch)
Fintech-nya Jadi IPO Terbesar di Dunia, Jack Ma Ingin Reformasi Sistem Keuangan. (FOTO: TechCrunch)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Pendiri Alibaba, Jack Ma mengungkap bahwa raksasa fintech buatannya, Ant Group akan menjadi IPO dengan harga terbesar di dunia.

"Ini adalah pertama kalinya penetapan harga untuk daftar sebesar itu - terbesar dalam sejarah manusia - ditentukan di luar Kota New York," ujar Jack Ma kepada Bund Summit di pusat keuangan timur Shanghai.

Baca Juga: IPO di Depan Mata, Fintech Jack Ma Bakal Borong Rp512 T dari Tangan Investor

"Kami tidak berani memikirkannya lima tahun lalu, atau bahkan tiga tahun lalu. Tapi keajaiban baru saja terjadi," tambah Jack Ma, sebagaimana dikutip dari Reuters di Jakarta, Senin (26/10/2020).

Meski demikian, Jack Ma tidak memberikan detail pasti tentang harga ekspektasi yang bakal diumumkan secara resmi minggu depan.

Ant Group yang terafiliasi dengN Alibaba berencana untuk mendaftar secara bersamaan di Hong Kong dan di Pasar STAR Shanghai dalam beberapa minggu mendatang.

Seorang sumber mengatakan daftar itu bisa bernilai USD35 miliar (Rp512 triliun), melampaui rekor yang ditetapkan oleh Saudi Aramco Desember lalu sebesar USD29,4 miliar (Rp431 triliun).

Ma mengatakan sistem keuangannya telah menjadi inovasi sehingga menyerukan perombakan untuk memperluas layanan keuangan ke lebih banyak di perusahaan kecil dan individu di China yang kerap mengandalkan teknologi dari Ant.

Ma menambahkan sistem global yang didirikan setelah Perang Dunia II sudah ketinggalan zaman dan terlalu menghindari risiko. Di China, bank masih beroperasi dengan mentalitas pegadaian yang kuat, menuntut agunan dan jaminan sebelum memberikan pinjaman. Ma memprediksi model tersebut akan gagal mendorong pertumbuhan di masa depan.

Sebaliknya, dia mengatakan sistem perbankan baru, inklusif dan universal yang meminjamkan kepada usaha kecil dan individu berdasarkan big data harus dibangun.

Ant, yang memiliki bisnis pembayaran ekstensif dan pinjaman mikro yang sebagian besar didasarkan pada big data telah menghadapi pengawasan yang meningkat dari regulator.

"Sistem keuangan saat ini adalah warisan dari Era Industri," kata Ma. "Kita harus menyiapkan generasi baru dan generasi muda. Kita harus mereformasi sistem saat ini."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement