Senin 26 Oct 2020 14:32 WIB

Pernyataan Presiden Macron Dikecam Dunia Islam

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik Macron dengan kata-kata kasar

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Presiden Prancis Emmanuel Macron
Foto: EPA-EFE/LUDOVIC MARIN
Presiden Prancis Emmanuel Macron

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Dunia muslim menanggapi pernyataan keras Presiden Prancis Emmanuel Macron. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengkritik Macron dengan kata-kata kasar yang akhirnya memicu reaksi tegas kantor kepresidenan Prancis.

"Orang yang bertanggung jawab di Prancis telah kehilangan langkahnya, ia menyerang Erdogan sepanjang waktu, lihat diri Anda sendiri dulu dan kemana Anda melangkah, kemarin saya katakan di Kayseri, dalam kasusnya dan ia harus periksa," kata Erdoğan dalam pidato yang disiarkan televisi seperti dikutip Daily Sabah, Senin (26/10).

Baca Juga

Erdoğan mengatakan Macron membutuhkan 'perawatan kesehatan mental' karena sikap permusuhannya terhadap Islam. "Apa masalah Macron dengan Islam dan muslim? Dia membutuhkan perawatan kesehatan mental," kata Erdogan dalam rapat Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

"Apa yang bisa dikatakan kepala negara yang memperlakukan jutaan umat agama minoritas di negaranya dengan cara seperti ini? Pertama-tama ia membutuhkan pemeriksaan mental," kata Erdogan.

Prancis memanggil duta besar Turki atas pernyataan ini. Prancis juga menilai kritik Erdogan terhadap pemerintahan Macron sangat kasar. Kantor kepresidenan Prancis mengatakan pernyataan Erdogan ' yang berlebihan dan kasar bukan metode' dan 'kami tidak menerima penghinaan'.

Prancis menggunakan pernyataan keras yang tidak pernah mereka sampaikan sebelumnya. "Kami menuntut Erdogan untuk mengubah kebijakannya, yang membahayakan semua aspek," kata kantor kepresidenan Prancis dalam pernyataan mereka.

Imam Besar Mesir al-Azhar Sheik  Ahmad el-Tayeb mengatakan pernyataan Macron membawa Islam ke pertarungan politik. "Kami tidak menerima simbol atau situs suci kami menjadi korban tawar-menawar murahan pemilihan umum," kata Tayeb dalam pernyataannya.

Di Libya, anggota Dewan Kepresidenan Mohammed Zayed mengecam pernyataan Macron. "Status Nabi Muhammad tidak akan terdampak pada pernyataan keji atau gambar sepele," katanya.

Menteri Urusan Agama Yaman Ahmad Attiya mencicit ulang seruan untuk memboikot produk Prancis. Di Yordania, Kelompok Ikhwanul Muslimin menggambarkan pernyataan Macron sebagai 'agresi terhadap negara Islam dan merupakan kebencian dan rasialisme'.

Warga Palestina juga berkumpul di Gaza, memprotes pernyataan Macron. Di utara Suriah sejumlah orang berunjuk rasa memprotes pernyataan Macron dan republikasi kartun Nabi Muhammad.

Sementara, pengunjuk rasa di kota Jarabulus dan Tal Abyad membakar foto Macron. Mereka membentangkan spanduk yang membela nilai-nilai Islam untuk tidak menampilkan gambar Nabi Muhammad.

"Islam agama damai dan terorisme tidak punya tempat, Prancis adalah sumber dari terorisme, kami tidak akan melupakan pembunuhan 1,5 juta orang Aljazair," kata kepala dewan Tal Abyad, Wael Hamdu dalam unjuk rasa itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement