Senin 26 Oct 2020 16:16 WIB

Italia Umumkan Langkah Terbaru Kendalikan Covid-19

Langkah Italia menutup bioskop hingga 24 November tuai protes.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Bioskop The Space pada hari terakhir operasionalnya, Ahad (25/10), sebelum pemberlakuan kebijakan pengendalian Covid-19 yang mengharuskan penutupan layanan pemutaran film mulai 26 Oktober 2020.
Foto: EPA
Bioskop The Space pada hari terakhir operasionalnya, Ahad (25/10), sebelum pemberlakuan kebijakan pengendalian Covid-19 yang mengharuskan penutupan layanan pemutaran film mulai 26 Oktober 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA — Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengumumkan langkah-langkah terbaru untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang penerapannya dinilai belum sempurna saat diberlakukannya aturan pembatasan lockdown atau karantina wilayah secara total di negara itu. Termasuk dalam upaya yang akan dilakukan adalah menutup bioskop, yang dimulai pada Senin hingga 24 November mendatang.

Keputusan dari Pemerintah Italia tersebut sudah diperkirakan menyusul jumlah kasus Covid-19 harian yang meningkat pada Ahad (25/10), yaitu 21.273 kasus. Meski demikian, langkah ini mendapat tentangan dari sejumlah organisasi.

Baca Juga

ANEC, misalnya, memprotes penutupan paksa bioskop. Organisasi peserta pameran itu mengeluarkan surat terbuka kepada perdana menteri untuk menyuarakan ketidaksetujuan mereka karena menilai dampak kebijakan itu menghancurkan bagi bisnis.

Langkah-langkah baru yang diumumkan pada Ahad (25/10) juga melibatkan penutupan pertunjukan langsung, ruang permainan, dan pusat kebugaran. Sementara itu, bar dan restoran harus tutup setelah pukul 18:00 waktu setempat. Jam malam akan diberlakukan di Italia.

Italia pada awalnya merupakan negara Eropa yang paling terpukul oleh pandemi Covid-19. Negara ini menjadi yang pertama diisolasi pada Maret.

Italia kemudian mengalami penurunan jumlah kasus dan dinilai cukup baik dalam pengendalian wabah. Negara ini bahkan telah menjadi tuan rumah Festival Film Venesia pada September lalu, sebuah festival besar pertama yang diadakan sebagai acara fisik.

Bioskop dibuka kembali di Italia pada 15 Juni lalu dengan memberlakukan aturan jarak sosial antarkursi. Namun, bisnis pemutaran film telah berjuang untuk mengoperasikan lebih dari 25 persen dari skala bisnis pra-pandemi sebagian karena kelangkaan film-film Hollywood.

Beberapa film terlaris yang tayang di bioskop Italia pada akhir pekan lalu adalah drama remaja Italia, Sul Più Bello dan film thriller fiksi ilmiah Gerard Butler, Greenland. Selain itu, ada film bergenre black comedy lokal, The Predators.

Sekarang ketakutan besar bagi para aktor dan pemilik bisnis bioskop adalah bahwa penutupan saat ini dapat diperpanjang hingga akhir Desember mendatang. Padahal, secara kolektif, pembukaan bioskop diharapkan dapat menandai titik balik oleh industri Italia.

Dalam surat terbuka mereka kepada Conte, ANEC mengatakan bahwa memperpanjang penutupan bioskop hingga 24 November akan berarti hukuman mati untuk seluruh sektor pameran Italia.

Di lain sisi, Conte mencoba untuk menenangkan ketakutan tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah telah memutuskan untuk menerapkan pembatasan dengan harapan dapat meratakan kurva dalam beberapa pekan ke depan. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar orang-orang Italia dapat merayakan Hari Natal pada 25 Desember mendatang dan liburan sepanjang akhir tahun dengan tenang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement