REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Islamofobia atau ketakutan terhadap Islam ternyata masih diyakini oleh sebagian besar orang. Negara-negara barat seperti Amerika hingga Prancis baru-baru ini masih gencar menunjukkan ketakutannya terhadap Islam.
Islam lebih banyak dituduh menjadi dalang berbagai aksi teror dan pembunuhan di negara mereka. Hal ini bahkan diperparah dengan tindakan dan ucapan kepala negara mereka yang cenderung memojokkan Islam. Berikut beberapa kepala negara yang dalam pernyataannya, menyatakan dengan kuat sikap sinis terhadap Islam:
1. Emmanuel Macron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron sejak awal bulan ini menyebut akan melawan separatisme Islam, yang disebutnya mengancam hingga berpotensi mengambil kendali di beberapa daerah komunitas Muslim. Saat ini pemerintahannya juga mulai memperketat pengawasan terhadap pendanaan kelompok-kelompok Islam.
Sikap Macron ini dimulai sejak kasus pemenggalan seorang guru sejarah oleh seorang yang disebutnya menganut Islam Radikal karena ingin membalas penggunaan kartun Nabi Muhammad oleh guru tersebut.
Presiden Turki Tayyip Erdogan bahkan menyebut Macron membutuhkan pengobatan mental atas sikap dan tindakannya yang menyudutkan Umat Islam di negaranya sendiri.
2. Donald Trump
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memang lebih condong dicitrakan sebagai sosok yang tidak memihak kepada Umat Islam. Hal ini ditunjukkan dengan mengeluarkan aturan yang melarang warga negara dari beberapa negara mayoritas Muslim memasuki Amerika Serikat tidak lama setelah menjabat pada 2017.
Pengakuan sepihak Trump soal Yerussalem sebagai bagian dari Ibu Kota Israel pada 2017 lalu juga dinilai telah menyudutkan negara Islam.Trump juga menyudutkan Muslim dalam serangkaian komentar dan tweet yang meremehkan dan mengecam Terorisme Islam radikal dan membuat daftar negara-negara Muslim berbahaya.
3. Erna Solberg
Perdana Menteri (PM) Norwegia Erna Solberg banyak dikritik soal pembelaannya terhadap demonstran kelompok Stop Islamization of Norway (SIAN) September lalu. Ia membela aksi perobekan Alquran yang dilakukan demonstran tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi.
Namun Solberg berdalih pembelaannya karena memang kebebasan berekspresi dijunjung tinggi di negaranya. Ia tak bisa melarang apa yang dilakukan kelompok SIAN meski ternyata telah melukai hati Umat Islam.