REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelandang timnas Prancis Paul Pogba membantah kabar ia mundur dari tim nasional Prancis karena tak bisa menerima agama Islam yang dianutnya dihina oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Dalam unggahan di Instagram Story-nya, Pogba melabeli tangkapan layar berita The Sun dengan tulisan 'Berita bohong yang tak bisa diterima', Senin (26/10) petang WIB.
Sebelumnya, The Sun melaporkan Pogba merasa sakit hati dengan ucapan Macron mengenai Islam. The Sun mengutip laporan media Timur Tengah 195sports.com.
Sang Presiden mengomentari pemenggalan guru sejarah di Prancis karena mendiskusikan dan memperlihatkan gambar Nabi Muhammad. Macron menyebut Islam merupakan sumber segala aksi terorisme yang ada di dunia ini. “Persatuan dan ketegasan adalah jawaban atas aksi kejam terorisme Islam,” kata Macron kala itu.
Peristiwa pemenggalan seorang guru bernama Samuel Paty terjadi pada 16 Oktober. Dia menggunakan karikatur Nabi Muhammad sebagai media pengajaran saat menyampaikan materi mengenai kebebasan berekspresi.
Sedikitnya sudah ada tujuh yang akan didakwa karena kasus itu, salah satunya remaja 18 tahun Abdullakh Anzorov, yang menjadi eksekutor.
Pogba tampaknya tak berminat masuk dalam konflik ini. Pogba sudah bermain 72 kali membela timnas Prancis. Pogba membantu Prancis menjadi juara Piala Dunia 2018.