Selasa 27 Oct 2020 00:15 WIB

Ada 'Prostitusi' Terselubung di Balik Pembunuhan PSK Bekasi 

Warga sekitar sudah cukup resah dengan adanya dugaan prostitusi terselubung. 

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Agus Yulianto
Pembunuhan (Ilustrasi)
Pembunuhan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pembunuhan pekerja seks komersial (PSK) di Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi menimbulkan kecurigaan baru di lingkungan masyarakat. Lokasi kejadian tersebut berada di belakang Stasiun Bekasi. Tepatnya, terletak di Gang Rahayu, RT 04/01.

Ketua RW 01, Monang Pardede, mengaku, kaget ketika dirinya ditelepon pihak kepolisian pada Ahad (25/10) malam. Saat itu, dia tengah menghadiri acara syukuran pemilihan RT baru di dekat lokasi kejadian.

“Pas lagi ada syukuran makan-makan. Polisi telepon saya, bhabinkatibmas, “Pak RW, di RW 01 ada pembunuhan,” ujar Monang menirukan ucapan polisi.

Saat diberitahu lokasinya, dia bersama Ketua RT, Bhabinkatibmas, dan polisi langsung diajak ke tempat kejadian perkara. Menurut kesaksian Monang, kondisi kamar sudah bersimbah darah dan bau. Posisi korban tergeletak kurang lebih 20 Sentimeter dari pintu.

“Kondisi kontrakkan nggak terlalu berantakan, ada tusukan di leher bagian kiri dan perut,” ucap dia.

Tadinya, lokasi kejadian perkara merupakan tempat parkir motor harian. Namun, selama satu tahun belakangan, pemiliknya mengembangkan lokasi menjadi kos-kosan dua lantai. Di lantai tersebut ada 16 kamar, dan kejadian terjadi di kamar nomor 12. 

Monang mengatakan, sebelum ada kejadian ini, pihaknya dan warga sekitar sudah cukup resah dengan adanya dugaan prostitusi terselubung. Selain di kontrakan tersebut, lokasi lain yang dicurigai adalah apatermen.

“Itu kan kos-kosan ya, itu yang sedang kita curigai, satu itu (kontrakan), satu (yang dicurigai lagi) prostitusi terselubung, di apatermen,” tutur dia.

Selama ini, kata dia, pihak pengelola kurang terbuka kepada RT setempat. Sebagai ketua RW, Monang kerap mendapat laporan pihak pengelola kontrakkan tidak terlalu transparan saat melakukan pendataan warga baru. 

“KTP dan fotoin setiap kontrakan atau kos. Nah yang ini (kos TKP) agak susah, alasannya privasi. Alasan takut disalahgunakan, pencemaran nama baiklah atau apa. Makanya, kami nggak ada data penghuni kos di situ. Kami mau naik ke atas juga agak susah ada penjaganya alasan itu tadi privasi,” ucapnya.

Salah seorang warga yang tinggal di dekat lokasi kejadian mengatakan, siang hari sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, korban sempat membeli makan di warung. Korban diketahui baru tinggal selama satu pekan di kos-kosan tersebut.

Warga yang tak ingin disebutkan namanya itu juga tak menyangka jika kalau korban dibunuh. "Saya nggak menyangka kalau dia itu dibunuh, karena siangnya masih beli makan di dekat kos-kosan," tuturnya.

Wakapolres Metro Bekasi Kota, AKBP Alfian Nurrizal, menuturkan, pihaknya menangkap pelaku sekitar pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB. “Kita amankan, sudah kita tangkap semalam sekitar jam 8 atau 9 gitu,” kata Alfian saat dikonfirmasi wartawan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement