REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan aset senilai Rp 1.003,6 triliun per akhir September 2020. Aset ini meningkat 12,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 893,59 triliun.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan peningkatan aset ini pertama kalinya bagi perusahaan. “Ini pertama kali yan aset kami Rp 1.000 triliun. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa," ujarnya saat konferensi pers virtual, Senin (26/10).
Aset yang meningkat didorong oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) pada kuartal tiga 2020. Tercatat DPK senilai Rp 780,7 triliun atau tumbuh 14,3 persen.
"Pertumbuhan DPK mendorong pertumbuhan total aset BCA menembus level seribu triliun atau tepatnya Rp 1.003, 6 triliun, meningkat 12,3 persen (yoy)," ucapnya.
Dari sisi pendanaan, BCA berhasil mencatat kinerja yang solid pada sembilan bulan pertama 2020. Secara total CASA tumbuh 16,1 persen sebesar Rp 596,6 triliun. Sedangkan current account atau tabungan giro sebesar Rp 205,42 triliun atau naik 14,3 persen dan saving account atau tabungan sebesar Rp 391,13 triliun atau naik 17,1 persen.
Kemudian dana murah atau CASA memberikan kontribusi sebesar 76,4 persen dari total DPK. Saat ini BCA memproses sekitar 33 juta transaksi per hari selama sembilan bulan pertama 2020 atau meningkat dari 26 juta transaksi per hari pada periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kami terus melihat perkembangan yang pesat pada jumlah transaksi melalui mobile dan internet banking," ucapnya.