Selasa 27 Oct 2020 02:20 WIB

Kuwait Kosongkan Produk Prancis

Semua produk Prancis telah dihapus

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Bendera Kuwait. Ilustrasi.
Foto: topnews.in
Bendera Kuwait. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT –Toko ritel Kuwait telah menarik produk Prancis. Aksi pemboikotan ini setelah penggunaan kartun Nabi Muhammad di kelas sekolah Prancis sebagai kebebasan berekspresi. Kemudian guru tersebut dipenggal.

Serikat dari Masyarakat Koperasi Konsumen yang mengelompokkan lebih dari 70 perusahaan, telah mengeluarkan arahan boikot dalam surat edaran 23 Oktober. Beberapa koperasi yang dikunjungi oleh Reuters pada Ahad telah membersihkan rak barang. Seperti produk rambut dan kecantikan yang dibuat oleh perusahaan Prancis.

"Semua produk Prancis telah dihapus dari semua Masyarakat Koperasi Konsumen," kata Ketua Serikat Buruh, Fahd Al-Kishti kepada Reuters, dilansir English Alarabiya, Senin (26/10).

Dia menambahkan langkah tersebut sebagai tanggapan atas penghinaan berulang kali terhadap Nabi Muhammad dan telah diambil secara independen dari pemerintah Kuwait.

Muslim memandang penggambaran Nabi Muhammad SAW sebagai hujatan. Organisasi Kerja Sama Islam pada Jumat mengecam pembunuhan brutal yang telah mengguncang Prancis. Namun, juga mengkritik pembenaran untuk pelecehan berbasis penistaan ​​terhadap agama apa pun atas nama kebebasan berekspresi.

Menteri luar negeri Kuwait bertemu dengan duta besar Prancis pada Ahad. Dia mengutuk pembunuhan 16 Oktober itu sebagai kejahatan yang menghebohkan. Tetapi dalam unggahan tweetnya, dia menekankan perlunya menghindari penghinaan terhadap agama dalam pernyataan resmi dan politik yang mengobarkan kebencian dan permusuhan dan rasisme.

Menurut perhitungan Reuters berdasarkan data dari biro Pusat Statistik Kuwait, impor Kuwait dari Prancis mencapai 255 juta dinar atau 834,70 juta dolar Amerika dan 83,6 juta dinar pada paruh pertama 2020.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement