REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- IKEA Food mampu mengurangi limbah makanan sebesar 31 persen atau setara dengan 15 ribu makanan melalui inisiatif Food is Precious. IKEA Food Commercial Manager Ririh Dibyono menjelaskan perusahaan asal Swedia itu percaya bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang.
"IKEA mengurangi limbah makanan berskala industri dengan hirarki pengolahan sampah sebagai pedoman,” kata Ririh dalam diskusi virtual “Pengelolaan Food Waste Berkelanjutan untuk Skala Industri,” disimak di Jakarta, Senin (26/10).
Dalam hirarki pengelolaan limbah itu, IKEA fokus pada upaya pencegahan dan daur ulang. Pertama, cegah limbah makanan dari sumbernya. Ririh menjelaskan, pencegahan merupakan tatanan hirarki pengelolaan limbah paling pertama.
Bagaimana bisa mengurangi sampah sebelum diolah? Menurut Ririh, pengurangan makanan harus dimulai dari dapur.
Ririh mengatakan, IKEA Food menerapkan pendekatan track (lacak), monitor (pengawasan), dan reduce (pengurangan) setiap hari. Optimalisasi operasional dapur dilakukan demi terhindar dari bahan makanan yang tak terpakai dan berakhir dibuang.
Selain itu, dia mengatakan IKEA Food menggunakan waste watcher, yakni sistem timbangan pintar untuk mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap hari. Setiap coworker IKEA menggunakan timbangan itu untuk mengidentifikasi alasan dan melaporkan setiap makanan yang tersisa.
Selanjutnya, IKEA menganalisis cara terbaik mengurangi limbah berdasarkan laporan itu. Kedua, kreatif mengelola limbah makanan. Organic Coordinator Waste4Change, Khairunnisa Y. Humaam menjelaskan, lebih dari 50 persen emisi karbon penyebab menipisnya lapisan ozon berasal dari tumpukan sampah organik, termasuk limbah makanan.
Tumpukan sampah organik di tempat pembuangan akhir (TPA) bisa menciptakan gas metana dan meningkatkan jejak emisi karbon yang mengikis ozon. Kondisi itu tentu menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang cepat terjadi.
Khairunnisa mengatakan, hal itu bisa dikurangi dengan pengelolaan limbah makanan jadi bahan baru atau daur ulang. Upaya daur ulang itu juga merupakan bagian dari hirarki pengelolaan limbah yang bertujuan menghindari limbah makanan tak sampai di TPA.
Ririh mengatakan IKEA Food mendaur ulang limbah makanan dengan bekerja sama Waste4Change melalui program zero waste to landfill. Selain itu, IKEA Food dan Waste4Change secara aktif mengelola limbah makanan dari dapur menjadi sumber energi, seperti kompos dan pengembangbiakan larva lalat black soldier flies (BSF) yang berfungsi mengurangi limbah organik.
Melaui upaya itu, Ririh menjelaskan, IKEA Indonesia berhasil mengurangi rata-rata limbah pangan yang dihasilkan dari operasional menjadi 0,5 persen dari sebelumnya 1,5 persen dari total penjualan. Berat limbah makanan IKEA berkurang 41 persen atau setara dengan 26 ton emisi karbon dioksida yang berhasil dihindari.