REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Istana Kremlin mengatakan Rusia bukan ancaman terbesar untuk Amerika Serikat (AS), Senin (26/10). Pernyataan itu menyangkal penilaian dari kandidat presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, tentang Rusia.
"Kami sama sekali tidak setuju," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan melalui telepon konferensi ketika diminta untuk mengomentari penilaian Biden.
Peskov menyatakan, pernyataan Biden tersebut bentuk kebencian yang ditunjukkan terhadap Rusia. "Kami hanya bisa menyesali bahwa kebencian absolut terhadap Federasi Rusia tersebar dengan cara ini," ujarnya.
Biden menyebut Rusia sebagai ancaman global paling serius di Washington dalam sebuah wawancara dengan 60 Minutes CBS pada Ahad (25/10). Dia pun menyinggung China sebagai pesaing terbesar AS.
"Saya pikir ancaman terbesar bagi Amerika saat ini dalam hal menghancurkan keamanan dan aliansi kami adalah Rusia," kata Biden.
Hubungan Moskow dengan Washington merosot ke posisi terendah pasca-Perang Dingin sejak 2014. Ketika itu, Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina dan Biden menjabat sebagai wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama.
Hubungan semakin memburuk setelah badan intelijen AS menyimpulkan bahwa Rusia mencoba ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 untuk mendukung Trump, sebuah tuduhan yang dibantah Moskow. Rusia juga menepis tuduhan badan intelijen AS yang mencoba mengganggu pemilu tahun ini.