REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov mendesak adanya penyelidikan independen atas tewasnya seorang pemuda Palestina menyusul konfrontasi yang terjadi dengan tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki. Menurutnya, ada klaim sepihak terkait penyebab meninggalnya pemuda itu.
"Ada klaim yang bertentangan tentang keadaan dan penyebab kematian. Saya mendesak penyelidikan yang cepat dan independen terhadap peristiwa yang menyebabkan meninggalnya pemuda itu," ujar Mladenov dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB, dilansir di Al Arabiya, Selasa (27/10).
Pemuda itu bernama Amer Abdel-Rahim Sanouber yang dinyatakan meninggal pada Ahad pagi kemarin di rumah sakit Ramallah setelah dipukuli di leher, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Tentara Israel mengakui remaja itu terlibat dalam insiden dengan tentara tetapi membantah memukulinya.
Namun, seorang pemuda Palestina yang mengaku menyaksikan kejadian tersebut, menyebut Sanouber telah dipukuli. "Mereka memukulinya selama lima menit. Tak henti-hentinya berteriak lalu tiba-tiba suaranya berhenti," ujar pemuda yang menjadi saksi mata itu.
Dilaporkan, tentara Israel telah dikirim ke Turmus Ayya, sebuah desa di utara Ramallah, pada Sabtu malam setelah menerima laporan orang-orang melemparkan batu ke kendaraan Israel. Konsulat Inggris di Yerusalem dalam akun Twitter-nya pun mendesak Israel menyelidiki tuduhan seputar kematian Sanouber.
Konfrontasi yang melibatkan warga Palestina dan tentara Israel di Tepi Barat semakin sulit dibendung sejak Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah mengakhiri koordinasi keamanan dengan Israel pada Mei.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan keputusan mengakhiri koordinasi keamanan itu dibuat sebagai tanggapan atas rencana Israel untuk mencaplok sebagian Tepi Barat. Sementara Israel menunda rencana aneksasinya sebagai imbalan atas pembentukan hubungan diplomatik penuh dengan Uni Emirat Arab.