Selasa 27 Oct 2020 08:52 WIB

Bahagia dan Bergembiralah dengan Maulid Nabi

Umat Islam diminta bergembira dan bahagia dengan Maulid Nabi.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Bahagia dan Bergembiralah dengan Maulid Nabi. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW
Foto: MGROL100
Bahagia dan Bergembiralah dengan Maulid Nabi. Foto: Ilustrasi Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam hitungan beberapa hari lagi, umat Islam akan merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad atau yang dikenal dengan sebutan Maulid Nabi. Karena itu, umat Islam pun diminta untuk merayakannya dengan gembira dan bahagia.

Menurut Ketua Komisi Dakwah MUI Muhammad Cholil Nafis, Allah SWT berfirman Alquran Surat Yunus ayat 58:

Baca Juga

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥụ, huwa khairum mimmā yajma'ụn

Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".

Merayakan maulid, mnurut Kiai Cholil, merupakan sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan terhadap Nabi Muhammad. Ia mengatakan, bahkan, orang kafir pun mendapatkan manfaat dengan kegembiran itu.

"Bahkan karena berkah kelahiran Nabi Muhammad, siksaan untuk Abu Lahab diringankan setiap hari kelahiran Nabi," jelas Kiai Cholil kepada Republika beberapa waktu lalu.

Kiai Cholil mengatakan, menyambut maulid Nabi Muhammad SAW dengan gembira tentu akan mendapatkan pahala. Selain itu, memperingatinya setiap tahun juga menjadi pengingat untuk memupuk kembali cinta umat Muslim kepada Rasulullah.

"Mungkin setahun ini ada yang lupa untuk selalu mencintai Rasulullah, karena beralih dengan cinta yang lain seperti cinta harta, jabatan, maupun ambisi yang lain," kata dia.

Momen ini juga menjadi pengingat untuk kembali mencontoh kesalehan Nabi Muhammad SAW. Kiai Cholil mengingatkan bahwa ukuran kesalehan adalah tuntunan yang dilakukan Rasulullah. Perasaan maupun pergaulan tidak dapat dijadikan sebuah ukuran kesalehan seseorang.

Kiai Cholil juga mengingatkan untuk tetap istikamah mengikuti pesan Rasul terutama dalan ukhuwah Islamiyah karena hanya tali iman yang dapat mengikat setiap pribadi, baik di dunia dan di akhirat. Sedangkan, ikatan biologis hanya sampai hidup di dunia saja.

Sebagai umat Rasulullah, menurut Kiai Cholil, seharusnya setiap Muslim dapat memberikan yang karya terbaik untuk Islam dan kemajuan negara. Umat Islam juga harus mampu melakukan amal ma'ruf nahi munkar sehingga dapat mengetahui posisi dan tujuan hidupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement