REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Penanganan sampah di Kota Medan dinilai masih belum maksimal, yang dibuktikan dengan masih banyaknya sampah dijumpai di sejumlah titik. Baik di pinggir jalan, permukiman warga maupun parit dan sungai.
Pengamat sosial Universitas Sumatera Utara (USU) Fikarwin Zuska mengatakan hingga kini masalah sampah di Medan belum ditangani dengan serius. Tak ada perubahaan yang signifikan dari pemerintahan sebelum-sebelumnya dalam penanganan sampah.
"Buktinya, sampai sekarang masih banyak warga yang mengeluh soal sampah. Masih banyak juga kita lihat sampah di pinggir jalan," kata Fikarwin.
Dia mengatakan, kunci penyelesaian masalah sampah di Medan ada di tangan pemerintah, namun sejauh ini, pemerintah daerah setempat belum maksimal dalam bekerja. Masih banyak permukiman warga yang tak memiliki tempat pembuangan sampah.
Dengan kekurangan fasilitas seperti itu, tak heran jika masih dijumpai warga yang membuang sampah di pinggir jalan, parit maupun ke sungai. "Kita kan sering lihat ada orang pakai sepeda motor atau mobil, buang sampah di pinggir jalan-jalan tertentu," ujar dia.
Dia menilai, Pemkot Medan kalah jauh dari kota-kota besar lainnya di Indonesia, terutama dari Surabaya. Di sana, sampah yang sebelumnya jadi masalah, justru menjadi sumber PAD.
Sementara di Medan, lebih dari 500 ribu ton sampah per tahun hanya berakhir di TPAtanpa menghasilkan apa-apa. Hanya sebagian kecil dari angka itu yang diserap oleh bank sampah yang dikelola masyarakat.
"Ini menandakan bahwa pemimpin kita belum kreatif dan inovatif dalam mengelola sampah. Jika dibiarkan terus begini, akan ada banyak masalah yang timbul, misalnya banjir dan masalah kesehatan," kata dia.