Selasa 27 Oct 2020 12:35 WIB

Makin Banyak Wanita Saudi Minati Spesialisasi Keamanan Siber

Dunia kekurangan spesialis keamanan siber wanita.

Rep: Zahrotul Oktaviani/Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Makin Banyak Wanita Saudi Minati Spesialisasi Keamanan Siber. Ilustrasi Wanita Arab Saudi
Foto: EPA-EFE/STR
Makin Banyak Wanita Saudi Minati Spesialisasi Keamanan Siber. Ilustrasi Wanita Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Wanita Arab Saudi saat ini banyak yang menunjukkan ketertarikan dan minat di spesialisasi keamanan siber. Posisi ini menjadi salah satu sektor yang paling banyak diminati di Kerajaan.

Insinyur keamanan cloud di Farmers Insurance Co., Dalal Al-Harthi, membuat kamp pelatihan keamanan siber yang diikuti wanita selama tiga bulan. Pelatihan berlangsung dari pertengahan Juni hingga pertengahan September.

Baca Juga

Informasi pelatihan diunggah dalam akun Twitter-nya, 19 April lalu. Ia mengajak wanita yang tertarik mempelajari keamanan siber mendaftarkan diri. Lebih dari 3.000 orang mendaftar sebelum batas waktu yang ditentukan.

"Saya sangat senang dan terdorong melihat antusiasme pembelajaran ini. Banyak wanita tertarik menjadi bagian dari bootcamp sehingga saya memutuskan menerima pendaftar sebanyak yang saya bisa,” kata Al-Harthi dilansir di Arab News, Selasa (27/10).

Al-Harthi merupakan kandidat doktor di AS, meski pelatihannya kebanyakan di Arab Saudi. Dia mengajar tentang semua bidang dan area keamanan siber, termasuk Perintah Linux, Pemrograman Python, Cloud Security, Keamanan Jaringan, Respons Insiden, Forensik Digital, SIEMs, Peretasan Etis - Penetration Testing, Kriptografi, dan CompTIA Security+.

Selama pelatihan, ia merancang pembelajaran dengan metode 20:80, yakni 20 persen pengetahuan teoretis dan 80 persen praktik langsung di beberapa alat dan platform keamanan siber. Selain meningkatkan pengetahuan dan pengalaman keamanan siber, dia juga fokus membuat peserta siap bekerja.

Salah satunya dengan memperkaya resume dan menyempurnakan keterampilan wawancara mereka. Al-Harthi mengatakan kurangnya spesialis keamanan siber wanita tidak terbatas di Kerajaan saja. Persoalan ini adalah masalah global dan masalah gender.

"Pada akhir 2019, wanita mewakili 20 persen dari angkatan kerja keamanan siber secara global," kata dia.

Dia merasa sangat bersemangat memberdayakan wanita Saudi dan mendorong lebih banyak wanita berkecimpung dalam dunia keamanan siber. Ia bermimpi meningkatkan representasi wanita hingga 50 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement