REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mendorong industri asuransi untuk memaksimalkan pemanfaatan teknologi. Khususnya dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat yang merupakan kunci utama dalam pengembangan industri asuransi.
Suahasil menjelaskan, asuransi merupakan industri yang membutuhkan modal tinggi dengan return yang tidak cepat. Dalam konteks ini, penting sekali untuk membangun industri asuransi yang berbasiskan kepercayaan, bukan sekadar hit and run. Pelaku usahanya harus meletakkan bisnisnya dalam perspektif jangka panjang, bukan pendek.
Untuk mencapai titik tersebut, Suahasil menganjurkan penyedia jasa asuransi untuk memanfaatkan teknologi. "Bagaimana menimbulkan rasa aman, nyaman dan lebih efisien bagi seluruh pengguna asuransi tersebut," ujarnya dalam Webinar Strategi Sektor Keuangan Non Bank dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Teknologi, Selasa (27/10).
Suahasil menjelaskan, salah satu permasalahan besar asuransi adalah kesulitan klaim. Menurutnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kerap menerima laporan dari nasabah yang tidak bisa atau kesulitan saat mengklaim. Permasalahan ini bisa saja diatasi dengan pemanfaatan teknologi, seperti menyediakan platform khusus.
Di sisi lain, memaksimalkan teknologi juga bisa dilakukan pelaku asuransi dalam menciptakan produk-produk yang efisien. Produk ini diharapkan dapat membuat asuransi bisa lebih mudah dijangkau oleh banyak kalangan masyarakat dengan premi lebih murah.
Terlepas dari itu, Suahasil berharap, penggunaan teknologi di asuransi bukan sekadar 'latah'. Ketika semua menggunakan teknologi finansial (tekfin/ fintech), asuransi langsung memakainya tanpa membuat pengembangan signifikan dan memikirkan poin keberlanjutannya.
"Kalau bisa, dipikirkan dari teman-teman regulator, asosiasi, bagaimana menggunakan fintech untuk memperkuat trust. Bagaimana membuat industri ini menjadi lebih bisa dipercaya jangka panjang," katanya.
Dari sisi pemerintah, Suahasil menyebutkan, berbagai perbaikan untuk mengembangkan industri asuransi juga terus dilakukan. Regulasi yang bersifat membatasi, intermediasi hingga pengawasan menjadi aspek yang diperbaiki.
Suahasil memastikan, pengaturan yang dilakukan bukan dimaksudkan untuk membatasi perkembangan. Hal ini terlihat dari sektor keuangan, termasuk di dalamnya asuransi, yang terus mencatatkan pertumbuhan positif meskipun masuk ke kategori highly regulated.
"Perkembangannya (re: sektor keuangan) termasuk yang paling diatur, namun sangat baik pertumbuhannya. Apalagi kalau ekonomi sedang booming," tutur Suahasil.