Rabu 28 Oct 2020 02:08 WIB

ALI: Jembatan Udara Harus Didukung Perbaikan Infrastruktur

Jembatan udara telah efektif untuk menurunkan disparitas harga antarwilayah.

Sistem logistik Indonesia (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Sistem logistik Indonesia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita menilai program jembatan udara yang telah dilaksanakan sejak 2017 untuk mengurangi disparitas harga di wilayah terisolir, harus didukung dengan perbaikan infrastruktur.

"Untuk (proyek) jembatan udara perlu membangun infrastruktur yang lebih baik di 'remote area' agar biayanya lebih efisien dan perekonomian di sana bisa berkembang," kata Zaldy saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa (27/10).

Baca Juga

Zaldy mengakui bahwa jembatan udara telah efektif untuk menurunkan disparitas atau perbedaan harga antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur, serta menurunkan harga bahan pokok di Provinsi Papua.

Program jembatan udara yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak tahun pertama kepemimpinannya, dilaksanakan dengan menggunakan angkutan udara kargo dari bandara ke bandara lainnya dan/atau dari bandara ke bandara di daerah terluar, terisolir dan tertinggal.

Menurut Zaldy, program ini belum memberikan solusi secara jangka panjang, mengingat hingga kini pemerintah masih memberikan subsidi terhadap angkutan penerbangan perintis dalam pelaksanaan jembatan udara.

"Pemerintah harus mulai membuat rencana agar penurunan harga bahan baku bisa berkelanjutan, jangan seperti tol laut yang begitu subsidi dicabut, harganya kembali naik karena infrastruktur tidak dibangun," kata Zaldy.

Oleh karena itu, program jembatan udara perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur di wilayah terisolir untuk memudahkan akses, efisien terhadap biaya logistik dan menumbuhkan perekonomian rakyat di wilayah sekitar.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan dalam Buku Laporan Tahunan 2020, Peringatan Setahun Jokowi-Ma'ruf: Bangkit Untuk Indonesia Maju, penurunan harga rata-rata lima bahan pokok mencapai sebesar 44,85 persen setelah Jembatan Udara dibangun.

Proyek jembatan udara ini dilaksanakan mengingat wilayah Indonesia yang terbentang dengan lebih dari 17.000 pulau, sehingga memuat banyak daerah sulit untuk diakses. Program Jembatan Udara dibentuk pada 2017 dengan 12 rute, setahun kemudian bertambah 41 rute dan tahun 2019 menjadi 39 rute.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement