Selasa 27 Oct 2020 14:43 WIB

Menkes Taiwan: WHO Perlu Terima Partisipasi Taiwan

Menkes Taiwan minta WHO terima partisipasi negaranya atasi pandemi global

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Warga memakai masker untuk membantu mencegah penyebaran coronavirus ketika mereka berbelanja di sebuah pasar di Taipei, Taiwan, Selasa (14/4). Taiwan salah satu negara yang berhasil mengendalikan corona (COVID-19) tanpa lockdown
Foto: AP/Chiang Ying-ying
Warga memakai masker untuk membantu mencegah penyebaran coronavirus ketika mereka berbelanja di sebuah pasar di Taipei, Taiwan, Selasa (14/4). Taiwan salah satu negara yang berhasil mengendalikan corona (COVID-19) tanpa lockdown

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI — Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan Chen Shih-chung meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerima Taiwan. Chen mengatakan Taiwan telah banyak berkontribusi dalam upaya penanggulangan pandemi virus corona.

“Kami menyerukan kepada WHO dan pihak-pihak terkait untuk memperhatikan kontribusi jangka panjang Taiwan terhadap kesehatan global dan pencegahan pandemi serta hak asasi kesehatan,” kata Chen dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (27/10).

Baca Juga

Chen mengatakan jumlah kasus kumulatif Covid-19 sudah mendekati 40 juta dan lebih dari satu juta jiwa telah meninggal dunia. Hal ini berdampak besar pada politik, ekonomi, perdagangan, keuangan, dan lapangan kerja secara global.

Menurut Chen, Taiwan menanggapi ancaman pandemi ini dengan melakukan upaya tindakan yang cepat sejak awal. Taiwan beroperasi melalui sistem komando profesional, dan langkah-langkah pengendalian perbatasan yang ketat.

"Produksi dan distribusi pasokan bahan pencegahan pandemi yang tepat, karantina rumah serta kontrol perawatan, penggunaan yang tepat dari sistem informasi ilmiah dan teknologi informasi yang transparan dan terbuka, langkah pengendalian yang baik ini berhasil menekan dampak pandemi,” katanya.  

Hingga 7 Oktober 2020, Taiwan hanya mengonfirmasi 523 kasus dan tujuh orang meninggal dunia. Sebagian besar warga tetap bisa menjalankan kehidupan normal.

“Dari pandemi Covid-19 ini, kami menyadari penyakit menular tidak mengenal batas negara. Virus tidak akan menjadi berbeda karena perbedaan politik, ras, agama, dan budaya. Setiap negara harus berjuang melawan ancaman penyakit yang muncul tanpa membedakan antara satu sama lain,” katanya.  

Melalui forum-forum seperti Covid-19 Professional Forum, Global Cooperation and Training Framework (GCTF), APEC Health and Economic High-level Conference, dan konferensi online bilateral lainnya. Taiwan telah berbagi tindakan pencegahan ‘Model Taiwan’ dengan para pejabat kesehatan dan pencegahan wabah, pakar, dan akademisi dari berbagai negara.

Taiwan juga menyediakan peralatan medis dan pasokan antipandemi ke negara lain yang sangat membutuhkan. Sampai Juni 2020, Taiwan telah menyumbangkan 51 juta masker bedah, 1.16 juta masker N95, 600 ribu baju isolasi, 35 ribu thermogun, dan peralatan medis lainnya ke lebih dari 80 negara.

“Melalui ujian bencana pandemi ini, telah dipastikan Taiwan tidak dapat dikecualikan dari jaringan kesehatan global dan WHO tidak dapat mengecualikan Taiwan,” kata Chen.

Karena itu Chen meminta masyarakat internasional mendukung Taiwan bergabung dengan WHO. WHO diminta mengizinkan Taiwan untuk berpartisipasi penuh dalam pertemuan, mekanisme, dan kegiatan WHO.

“Bekerja sama dengan negara-negara di seluruh dunia untuk menerapkan Piagam WHO ‘Kesehatan adalah hak asasi manusia’ dan tujuan pembangunan jangka panjang Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu ‘Jangan meninggalkan siapa pun’,” tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement