Selasa 27 Oct 2020 15:03 WIB

Komandan Pasukan Perbatasan Armenia Dipecat

Pemecatan Sarkissian ini adalah atas saran Perdana Menteri Nikol Pashinian.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Armenia dalam pertempuran di Nogorno-Karabakh.
Foto: EPA-EFE/ARMENIA DEFENCE MINISTRY PRESS
Tentara Armenia dalam pertempuran di Nogorno-Karabakh.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Komandan Pasukan Perbatasan Armenia Vaginak Sarkissian diberhentikan dari jabatannya Senin (26/10). Seperti dilansir media Turki Daily Sabah, Presiden Armen Sarkissian memecat Vaginak Sarkissiann dari jabatanya dalam dekrit yang dikeluarkan di situs kepresidenan. Alasan pemecatan tidak diungkapkan.

"Pemecatan Sarkissian ini adalah atas saran Perdana Menteri Nikol Pashinian," tulis pernyataan tersebut.

Baca Juga

Tak hanya itu, kepala intelijen Armenia Argihti Kyaramyan juga dimutasi dari jabatannnya pada 8 Oktober menyusul kekalahan yang diderita dalam perang melawan militer Azerbaijan.

Baku dilaporkan kembali membebaskan tiga kota dari wilayah pendudukan Armenia, di antaranya Fuzuli, Jabrayil, dan Qubadli. Armenia menegaskan akan tetap mempertahankan Nagorno Karabakh. Yerevan menilai Azerbaijan dibantu 'teroris asing' yang dikirim oleh Turki. 

Sementara itu Dewan Eropa sedang menyelidiki dua video yang diduga direkam di zona konflik Nagorno-Karabakh. Aksi yang dipraktikan tentara dalam video tersebut berpotensi dikategorikan sebagai kejahatan perang.

Dilaporkan laman BBC pada Sabtu (24/10), dalam video pertama, tampak dua tentara Armenia ditawan. Seseorang yang berbicara bahasa Rusia dengan akses Azerbaijan memerintahkan mereka menyerahkan semua senjata, kemudian mengangkat tangan.

Tawanan yang lebih muda tampak melepas helm dan jaketnya sebelum mengangkat  tangan. Sementara tawanan yang lebih tua mengenakan jaket kamuflase gaya militer. Namun belum diketahui apakah dia seorang tentara. Mereka kemudian didorong ke tanah dan mengerang kesakitan.

Adegan itu berlanjut di video kedua. Tangan para tawanan telah terikat di belakang punggung dan dibungkus bendera Armenia. Mereka duduk di dinding kecil dan terlihat bergerak sedikit. Kemudian seseorang memerintahkan dalam bahasa Azerbaijan, "Arahkan ke kepala mereka!". Beberapa tembakan terdengar dan para tahanan roboh ke tanah.

Pihak Armenia telah mengidentifikasi dua tawanan dalam video tersebut. Mereka bernama Benik Hakobyan (73 tahun) dan Yuri Adamyan (25 tahun). Sementara Kementerian Pertahanan Azerbaijan membantah bahwa tentara yang membunuh dua orang dalam video itu adalah pasukannya. Azerbaijan menyebut video tersebut sebagai provokasi. Jaksa penuntut Azerbaijan mengumumkan bahwa penyelidikan menyimpulkan video-video itu palsu.

Sejak 27 September lalu, Armenia dan Azerbaijan terlibat pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh yang dipersengketakan. Konflik Armenia dan Azerbaijan di wilayah itu sebenarnya telah berlangsung sejak awal dekade 1990-an. Persengketaan wilayah mulai muncul setelah Uni Soviet runtuh. Dari 1991-1994, pertempuran kedua negara diperkirakan menyebabkan 30 ribu orang tewas.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement