Selasa 27 Oct 2020 15:17 WIB

Marak Begal Pesepeda, DPRD DKI: Perbanyak CCTV dan Patroli

Keberadaan CCTV cukup penting untuk mencegah terjadinya begal atau tindak kriminal.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Ratna Puspita
[Foto Ilustrasi CCTV] Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menyarankan Pemprov DKI untuk menambah jumlah kamera CCTV dan meningkatkan patroli keamanan di berbagai wilayah yang dianggap rawan terjadi tindak kejahatan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
[Foto Ilustrasi CCTV] Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menyarankan Pemprov DKI untuk menambah jumlah kamera CCTV dan meningkatkan patroli keamanan di berbagai wilayah yang dianggap rawan terjadi tindak kejahatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz menyarankan Pemprov DKI untuk menambah jumlah kamera CCTV dan meningkatkan patroli keamanan di berbagai wilayah yang dianggap rawan terjadi tindak kejahatan. Hal ini menyusul maraknya aksi begal terhadap para pesepeda di wilayah Jakarta dalam beberapa pekan terakhir. 

"Saran kami seharusnya ini kan lebih ke arah preventif ya, jangan sampai terjadi lagi. Harus diperbanyak CCTV dan juga mungkin patroli dari Dishub bekerja sama dengan kepolisian. Karena ini cukup mencemaskan warga juga," kata Aziz saat dihubungi, Selasa (27/10).

Baca Juga

Menurut Aziz, keberadaan kamera CCTV cukup penting. Sebab, ia menilai, hal tersebut dapat mengurangi maupun mencegah terjadinya begal atau tindak kriminal.

"Kalau ada CCTV di daerah-daerah rawan begitu kan bisa paling tidak mengurangi atau juga mencegah lah orang-orang yang ingin berperilaku kriminal di daerah itu," ujar dia.

Selain itu, ia juga meminta kepada para pesepeda untuk lebih tanggap terhadap keselamatan diri masing-masing. Dia mengimbau agar masyarakat tidak bersepeda seorang diri.

"Kalau untuk warga ya saya kira harus tanggap. Maksudnya, daerah-daerah yang rawan ini kan juga kita tahu sebenarnya daerah-daerah mana saja dan juga kalau bersepeda jangan sendirilah. Mungkin bisa sama keluarga, dua-tiga orang, sehingga kalau ada banyak orang kan orang juga mikir-mikir kalau untuk melakukan kejahatan," jelas dia.

"Tapi juga jangan terlalu banyak, kalau terlalu banyak, apalagi kalau orang yang enggak serumah tinggalnya, itu risiko Covid semakin tinggi," sambungnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, kasus penjambretan yang menyasar pesepeda khususnya di jalan-jalan protokol marak terjadi. Polres Metro Jakarta Pusat berkomitmen membentuk personel pengamanan yang bertugas untuk menjaga jalur-jalur yang dilalui pesepeda agar terhindar dari peristiwa serupa.

"Kita sebar di beberapa titik anggota di jalan-jalan protokol, di Sudirman dan MH Thamrin. Kira-kira jumlahnya 20 orang yang masuk dalam tim khusus anti jambret itu," ujar Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Heri Ompusunggu saat ditemui di Polres Metro Jakarta Pusat, Jumat (23/10).

Terbaru, aksi penjambretan terjadi terhadap seorang perwira TNI yang sedang bersepeda di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Berdasarkan informasi yang dihimpun, perwira TNI yang menjadi korban berasal dari Korps Marinir. 

Penjambretan yang dialami oleh Pangestu Widiatmoko itu ramai diperbincangkan di media sosial Instagram @jurnalisupdate. Dalam video yang diunggah @jurnalisupdate terlihat korban terduduk di jalan dan mengalami luka di bagian kepalanya akibat peristiwa itu.

Penjambretan sepeda itu terjadi pada pagi hari sekitar pukul 06.45 WIB di seberang Gedung Kementerian Pertahanan RI. Polisi masih memburu pelaku yang menyebabkan perwira TNI itu mengalami luka. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement