REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- HSBC akan mempercepat rencana restrukturisasi, memangkas biaya lebih jauh dari yang diduga sebelumnya. Bank membuat pengumuman karena melaporkan laba sebelum pajak triwulanan sebesar 3,1 miliar dolar AS, turun 35 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan bank juga turun 11 persen menjadi 11,9 miliar dolar AS, dengan 3,2 miliar berasal dari bisnisnya di Asia.
HSBC belum mengatakan jika rencananya untuk mempercepat restrukturisasi akan berarti lebih banyak pekerjaan akan hilang. Dilansir BBC, Selasa (27/10), HSBC mengatakan akan memberikan rencana rinci dengan hasil setahun penuh pada Februari tahun depan.
HSBC pertama kali mengumumkan rencana untuk memangkas 35 ribu pekerjaan pada Februari, tetapi menunda rencana tersebut di tengah pandemi. Tetapi setelah penurunan 65 persen laba sebelum pajak untuk paruh pertama tahun ini, bank tersebut mengatakan pada bulan Agustus bahwa pihaknya akan mempercepat rencana tersebut.
CEO HSBC Noel Quinn menyebutkan, pendapatan kuartal ini turun terutama karena dampak dari suku bunga yang lebih rendah, dan bagian laba yang lebih rendah dari anak perusahaannya di Saudi. Namun, ia mengatakan ada beberapa titik terang.
"Ini adalah hasil yang menjanjikan dengan latar belakang berlanjutnya dampak Covid-19 terhadap ekonomi global," katanya.
"Saya senang dengan kerugian kredit yang jauh lebih rendah pada kuartal ini, dan kami bergerak dengan cepat untuk menyesuaikan model bisnis kami dengan lingkungan suku bunga rendah yang berkepanjangan," jelasnya.
HSBC telah menyisihkan antara 8 miliar dan13 miliar dolar AS untuk kredit macet karena memperkirakan lebih banyak orang dan bisnis gagal membayar karena pandemi Covid-19.
HSBC sekarang mengatakan bahwa biayanya cenderung ke ujung bawah kisaran itu.
Pada bulan September, harga saham HSBC turun ke level terendah sejak 1995 di tengah tuduhan bahwa bank telah mengizinkan penipu mentransfer jutaan dolar ke seluruh dunia, bahkan setelah mengetahui penipuan tersebut.
Bank juga menghadapi kritik baru-baru ini dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo karena mendukung undang-undang keamanan kontroversial China di Hong Kong. Bahkan sebelum pandemi Covid-19 melanda, HSBC sedang merestrukturisasi dengan rencana untuk memangkas 4,5 miliar dolar AS dalam pemotongan biaya pada tahun 2022.
Pada puncaknya, bank mempekerjakan lebih dari 300 ribu orang. Tetapi sejak krisis keuangan global, bank telah memangkas operasinya secara signifikan.