REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Faktor geografis mendorong peningkatan kasus positif Covid-19 di Kota Lubuklinggau secara signifikan selama dua bulan terakhir. Kondisi tersebut sampai mencatatkan angka insidensi kasus tertinggi di Sumatera Selatan hingga saat ini.
Pernyataan ini disampaikan Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel Yusri. Dia mengatakan Kota Lubuklinggau yang berada di perbatasan Sumsel-Bengkulu menjadi jalur perlintasan dan pusat kegiatan ekonomi yang menunjang dua wilayah tetangganya yakni Kabupaten Musi Rawas dan Musi Rawas Utara (Muratara).
"Lubuklinggau memang kotanya paling sibuk di Sumsel setelah Palembang," ujarnya, Selasa.
Tingginya mobilitas dan tingkat kepadatan penduduk mendorong penularan Covid-19 di Lubuklinggau terus terjadi. Selain itu klaster di wilayah tersebut lebih beragam dibanding wilayah lainnya mulai dari klaster rumah sakit, keluarga, kantor, pasar, hingga pondok pesantren.
Data harian Satgas Covid-19 Sumsel per 27 Oktober mencatat jumlah kasus di Lubukinggau mencapai 850 orang di peringkat kedua. Total kasus sembuh sebanyak 668 orang dengan angka kematian 22 orang serta per 18 Oktober menjadi zona merah.
Sementara temuan kasus positif per 100 ribu penduduk (insidensi) di Lubuklinggau mencapai angka 361,4 atau lebih tinggi dibanding Palembang di angka 202,9 dengan total 3.412 kasus. Namun Yusri menjelaskan tingginya data kasus Lubuklinggau juga dipengaruhi faktor alamat KTP.
Menurutnya tidak semua kasus positif tertular di Lubuklinggau melainkan banyak juga terjadi di Musi Rawas ataupun Muratara namun dimasukkan ke data Lubuklinggau. "Ada pegawai dari Palembang lalu pulang ke Musi Rawas positif Covid-19. Namun karena KTP nya Lubuklinggau maka jadi data kasus Lubuklinggau," kata dia.
Yusri melihat penanganan Covid-19 di Lubuklinggau sudah cukup baik dengan rasio testing swab tertinggi di Sumsel mengalahkan Palembang. "Saya ke Lubuklinggau beberapa bulan lalu melihat penerapan protokolnya sudah bagus, hanya sedikit masyarakat saja yang belum patuh," tambahnya.
Namun Kota Lubuklinggau juga belum pernah turun ke zona hijau sejak kasus Covid-19 pertamanya. Hampir setiap hari Lubuklinggau menyumbangkan kasus baru sehingga Yusri mengimbau warga Lubuklinggau yang beraktivitas ke wilayah lain agar meningkatkan kewaspadaan.