REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perang yang terjadi antara Azerbaijan dan Armenia semakin memanas beberapa pekan terakhir. Selain mengancam nyawa di masing-masing kubu, peperangan ini turut mengancam keutuhan situs-situs bersejarah di Azerbaijan yang diserang Armenia.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Azerbaijan, Husnan Bey Fananie mengatakan Azerbaijan merupakan negara dengan sejarah dan budaya yang kaya. Namun, situs-situs tersebut sangat terancam keberadaannya karena ternyata serangan Armenia tidak hanya menyerang wilayah sengketa Nagorno-Karabagh.
"Nagorno-Karabagh dulunya adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Islam, otomatis banyak peninggalan-peninggalan dan oleh Armenia itu dihancurkan. Peninggalan abad yang lalu dihancurkan, peninggalan kuno bersejarah, apalagi peninggalan Islam dihancurkan. Masjid saja dijadikan kandang babi," jelas Husnan Bey Fananie, Selasa (27/10).
Menurutnya, serangan Armenia tidak hanya menyasar pangkalan tentara Azerbaijan, namun juga kota-kota berpenduduk. Serangan baru-baru ini ke Kota Ganja dikhawatirkan bisa mengusik makam seorang penyair terkenal Nizami Ganjavi.
"Kota Ganja di sana ada makam penyair terkenal dengan karyanya, Nizami Ganjavi. Karyanya yang paling dikenal itu Laila Majnun," ujarnya.
Situs lain yang juga terkenal dan terancam keberadaannya adalah Makam Nabi Nuh. "Ada makam Nabi Nuh alaihi salam, ada pula Goa Ashabul kahfi," katanya.
Husnan berharap agar segera ada perdamaian antara dua negara yang berselesih tersebut. Hanya saja, selama masih dalam keadaan perang, perlu juga ada upaya untuk menjaga situs-situs bersejarah di Azerbaijan, termasuk dari Unesco.
"Harus ada back up, Unesco kan buat world heritage atau peninggalan sejarah dunia. Itu di mana mana, Unesco juga menjaga," jelasnya.