Rabu 28 Oct 2020 00:20 WIB

Pebisnis Pemula Mesti Miliki Literasi Keuangan

Hal paling dasar adalah memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi.

 Sosialisasi literasi keuangan di Pasar Juanda, Bekasi, Jawa Barat.
Foto: dokrep
Sosialisasi literasi keuangan di Pasar Juanda, Bekasi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Literasi keuangan sangat penting bagi pebisnis yang baru memulai usaha. Terutama saat akan mengambil keputusan yang dapat memengaruhi kondisi keuangan. Dengan memiliki pemahaman literasi keuangan yang baik, seseorang bisa terhindar dari hal-hal merugikan. 

Sekretaris Perusahaan Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma dalam diskusi virtual pada Selasa (27/10) mengatakan, tingginya tingkat literasi keuangan diyakini pula mampu meningkatkan kesejahteraan. "Karena dengan bertambahnya tingkat literasi keuangan, maka masyarakat dapat membuat keputusan keuangan dengan lebih baik sehingga perencanaan keuangan keluarga atau pribadi menjadi lebih optimal," kata Wildan, Selasa (27/10). 

Menurut Wildan, pengelolaan keuangan usaha yang baik merupakan hal penting yang juga harus dimiliki, selain pola pikir untuk bersikap adaptif dan kreatif. Ia mengatakan, hal paling dasar yang harus dilakukan adalah memisahkan keuangan usaha dengan keuangan pribadi. "Dari situ pelaku usaha dapat memiliki gambaran jelas tentang kemampuan dan kebutuhan usahanya," kata Wildan.

Apabila pelaku usaha sudah mengetahui mengenai kemampuan keuangannya secara jelas dan ingin menggunakan platform keuangan digital sebagai alternatif pembiayaan untuk melakukan ekspansi usaha, maka perlu memperhatikan tiga hal berikut. Pertama, pilih produk keuangan digital dari perusahaan yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lalu, gunakan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dan memahami manfaat serta risiko atas produk keuangan yang akan digunakan. 

Masa pandemi memberikan pelajaran penting pada pelaku usaha, terutama dengan adanya perubahan kebiasaan dari masyarakat yang mengedepankan protokol kesehatan dan mengurangi interaksi fisik.

Hanya pelaku usaha yang adaptif yang dapat terus menjaga usahanya supaya tetap kompetitif dan relevan. Hal ini dirasakan Steven Huang, salah seorang merchant layanan e-commerce Akulaku yang menjalankan bisnis pakaian laki-laki secara daring. Menurutnya, kesuksesan yang dirinya raih itu berkat kemampuan beradaptasi dengan keadaan dan juga memanfaatkan teknologi sebagai penunjang bisnisnya.

Dengan menerapkan kemampuan beradaptasi dan kreativitas yang baik, Steven mampu meraih omzet yang jumlahnya relatif tinggi. Omzetnya kini bisa mencapai Rp 250 juta per bulan dari hasil berjualan baju, sepatu, tas, celana khusus pria. 

Steven menambahkan, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, para pelaku bisnis harus jeli melihat perubahan perilaku konsumen. Hampir semua orang saat ini lebih banyak beraktivitas di rumah dan pola konsumsi yang dilakukan dalam jaringan. Di situlah pentingnya para pelaku bisnis perlu adaptasi berjualan secara daring untuk menjangkau konsumen.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement