Rabu 28 Oct 2020 08:45 WIB

Satpol PP Bongkar Bangunan Liar Penyebab Longsor dan Banjir

Para pemilik bangunan liar tersebut dengan sukarela membongkar bangunannya.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor menggunakan alat berat untuk mengeruk tanah longsor yang menutupi saluran air drainase penyebab banjir di Perumahan Griya Cimanggu Indah, Kelurahan Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Bogor pada Sabtu (24/10/2020) tersebut menyebabkan 17 rumah di perumahan tersebut terendam banjir luapan sungai Ciliwung dengan ketinggian 50 sentimeter hingga satu meter akibat tanah longsor yang menutupi saluran air drainase.
Foto: ARIF FIRMANSYAH/ANTARA
Petugas Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bogor menggunakan alat berat untuk mengeruk tanah longsor yang menutupi saluran air drainase penyebab banjir di Perumahan Griya Cimanggu Indah, Kelurahan Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Hujan deras dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Bogor pada Sabtu (24/10/2020) tersebut menyebabkan 17 rumah di perumahan tersebut terendam banjir luapan sungai Ciliwung dengan ketinggian 50 sentimeter hingga satu meter akibat tanah longsor yang menutupi saluran air drainase.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor membongkar bangunan liar di Jalan Soleh Iskandar, tepatnya di dekat Perumahan Griya Cimanggu Indah, Kelurahan Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor yang menjadi terkena banjir sejak Ahad (25/10).

Kepala Bidang Pengendalian Operasional Satpol PP, Theo mengatakan para pemilik bangunan liar tersebut dengan sukarela membongkar bangunannya karena kesadaran masing-masing. Sementara, pihak Satpol PP melakukan pembongkaran sebagai bentuk bantuan.

“Mereka, para pedagang di sini, masyarakat yang menggunakan lahan ini menyadari lahan bukan punya mereka. Serta imbas mereka melihat bahwa banjir merugikan masyarakat yang lain, dan mereka secara sukarela membongkar sendiri,” ujar Theo.

Theo merincikan, setidaknya ada lima bangunan liar yang dibongkar oleh pemiliknya dan dibantu oleh pihak Satpol PP. Bangunan tersebut digunakan untuk usaha tambal ban, mebel, dan gypsum.

Dari bangunan liar tersebut, sampah-sampah buangan menyumbat saluran utama pembuangan Kali Cipakancilan. Ditambah dengan adanya longsor, sehingga air dari Kali Cipakancilan meluap dan menggenangi rumah warga di Perumahan Griya Cimanggu Indah.

“Total bangunan yang saat ini masih tersisa tinggal tiga, yang lain sudah dibongkar sendiri. Tadinya di sebelah sana ada dua lagi, berarti sekitar lima,” kata Theo.

Sebelumnya, Theo melanjutkan, para pedagang sekaligus pemilik bangunan liar tersebut sudah melakukan pembongkaran sendiri. Namun, proses yang dilakukan sejak Ahad (25/10) tergolong lama, sehingga Satpol PP turun tangan untuk membantu mereka.

“Dari kemarin kita di sini, kita hanya memantau saja kemarin nggak ikut bongkar. Mereka sendiri permintaannya. Hari ini karena hari terakhir kita bantuin,” tuturnya.

Berdasarkan penjelasan Theo, sekitar 30 personel dari Satpol PP diturunkan untuk membongkar bangunan-bangunan liar tersebut. Juga dibantu oleh pihak dari Kelurahan Kedung Badak, Kecamatan Tanah Sareal, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor.

Dia menambahkan, bangunan liar yang sedang dibongkar memang tidak memiliki izin. Apalagi, mereka membangun di area daerah milik jalan, dan bukan tanah mereka sendiri.

Setelah dilakukan pembongkaran, Satpol PP tidak menyiapkan lahan untuk para pedagang tersebut pindah. Theo mengatakan, mereka juga diimbau untuk tidak lagi membangun bangunan di lokasi serupa untuk menghindari adanya kejadian bencana yang sama.

“Silahkan cari sendiri, yang jelas harapan kami jangan diisi di sini lagi. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain yang punya kapasitas harapannya ini dipake sesuatu supaya enggak kosong, kalau kosong kita ngawasinnya susah,” pungkasnya.

Dalam pantauan Republika, petugas Satpol PP secara sigap membongkar bangunan-bangunan liar tersebut. Mereka bergotong royong merubuhkan pondasi bangunan yang mayoritas terbuat dari kayu. Sementara, tim DLH membuang papan triplek dan balok ke dalam truk DLH.

Sebelumnya, pada Senin (26/10) Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto meminta setelah saluran air berhasil diatasi dan dilakukan normalisasi, bangunan-bangunan liar penyebab longsor agar segera dibongkar.

“Bangunan liar dibersihin. Saya perintahkan untuk bongkar semua,” kata Bima Arya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement