REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pembunuhan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang terjadi di belakang Stasiun Bekasi berbuntut panjang. Dugaan warga sekitar terkait adanya prostitusi terselubung di lokasi tersebut menyeruak.
Pihak Polres Metro Bekasi Kota mengatakan, jika ditelusuri menggunakan aplikasi MiChat, banyak ditemukan penjaja jasa seks atau booking order (BO). "Banyak di MiChat itu banyak sekali," kata Wakapolres Metro Bekasi Kota, Alfian Nurrizal, kepada wartawan, Selasa (27/10).
Untuk itu, dia mengaku akan berkoordinasi dengan pengusaha mengenai orang-orang baru yang hendak menyewa kos-kosan maupun apartemen. "Kami akan koordinasi dengan pengusaha terkait orang-orang yang mau transaksi atau menyewa. Artinya harus jelas, suami istri atau bukan. Kalau tidak, dia statusnya pegawai karyawan atau pelajar? Harus selektif pengawasannya," ujar dia.
Dalam hal ini, polisi juga mewaspadai adanya tindak pidana lain yang mungkin terjadi seperti narkoba juga asusila. Dugaan adanya prostitusi terselubung ini juga membuat resah warga.
Hal ini diungkapnya Ketua RW 01, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Monang Pardede. Selain di kontrakan tersebut, lokasi lain yang dicurigai adalah Apartemen Urbano.
“Itu kan kos-kosan ya, itu yang sedang kita curigai, satu itu (kontrakannya pak Jamal), satu (yang dicurigai lagi) prostitusi terselubung, di Apartemen Urbano,” tutur Monang.
Selama ini, kata dia, pihak pengelola kurang terbuka kepada RT setempat. Sebagai ketua RW, Monang kerap mendapat laporan pihak pengelola kontrakan tidak terlalu transparan saat melakukan pendataan warga baru.
“KTP dan fotoin setiap kontrakan atau kos nah yang ini (kos TKP) agak susah alasannya privasi. Alasan takut disalahgunakan, pencemaran nama baiklah atau apa. Makanya kami gak ada data penghuni kos situ kami mau naik ke atas juga agak susah ada penjaganya alasan itu tadi privasi,” ujar dia.