Rabu 28 Oct 2020 10:34 WIB

Malaysia Kecam Publikasi Karikatur Nabi Muhammad di Prancis

Malaysia prihatin atas meningkatnya retorika permusuhan terhadap Muslim.

Protes terhadap penggambaran Nabi Muhammad SAW.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Protes terhadap penggambaran Nabi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia menyatakan sangat prihatin atas meningkatnya permusuhan terbuka terhadap Muslim. Malaysia mengutuk retorika yang menghasut tindakan provokatif yang mencemarkan nama baik Islam.

"Kami sangat mengutuk retorika yang menghasut dan tindakan provokatif yang berusaha mencemarkan nama baik agama Islam seperti yang disaksikan dunia baru-baru ini dalam bentuk pidato populis dan publikasi karikatur menghujat yang menggambarkan Nabi Muhammad," ujar Menteri Luar Negeri Malaysia, Dato Seri Hishamuddin Hussein dalam pernyataannya di Putrajaya, Rabu.

Baca Juga

Malaysia berkomitmen untuk menjunjung tinggi kebebasan berbicara dan berekspresi selama hak-hak dijalankan dengan hormat dan tanggung jawab agar tidak melanggar pada atau melanggar hak orang lain. "Dalam konteks ini, untuk merendahkan dan menodai Nabi Suci Islam dan mengasosiasikan Islam dengan terorisme tentu saja berada di luar cakupan hak-hak tersebut," katanya.

Tindakan seperti itu, kata Dato Sri, bersifat provokatif dan tidak menghormati  lebih dari dua miliar Muslim di seluruh dunia. "Sebagai negara Islam yang demokratis dan moderat dengan masyarakat multi etnis dan multi agama, Malaysia terus mempromosikan dan memelihara hubungan yang harmonis dan hidup berdampingan secara damai, bukan hanya di antara orang-orang kami yang berbeda agama dan keyakinan, tetapi juga dalam konteks global yang beragam masyarakat," katanya.

Malaysia akan terus bekerja sama dengan komunitas internasional untuk saling mempromosikan menghormati antar agama dan mencegah ekstremisme agama di semua tingkatan. Sebelumnya pemimpin oposisi yang juga Presiden PKR Dato Sri Anwar Ibrahim mengatakan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Islam sedang menghadapi krisis dunia ini menyerang karena tidak masuk akal.

"Ini mempromosikan kebuntuan. Lebih penting lagi, itu membuat 'masalah' secara eksklusif menjadi urusan muslimdari perspektif merusak yang tertanam dalam doktrin Perancis. Tidak ada pembelaan untuk kekerasan dan pembunuhan, yang sesat monster pembunuh yang menyesatkan Islam," katanya.

Dia juga menyatakan berduka untuk Samuel Paty karena untuk semua korban perusakan tersebut.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement