REPUBLIKA.CO.ID, FUZHOU -- Kasus positif Covid-19 di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, kian tinggi. Kementerian Luar Negeri China mengeluarkan surat edaran untuk mengantisipasi penyebaran virus.
Surat edaran yang juga diterima kantor berita Antara tersebut berisi imbauan dan permohonan mengisi formulir jika ada yang pernah mengunjungi Kashgar dalam waktu 14 hari terakhir.
Pada pekan lalu sejumlah diplomat negara-negara Arab yang berdinas di China mengunjungi Xinjiang di tengah gencarnya tuduhan Amerika Serikat terkait pelanggaran HAM di daerah otonomi yang banyak dihuni oleh etnis minoritas Muslim Uighur itu.
Berdasarkan catatan otoritas setempat, pada Selasa (27/10) ada tambahan lima kasus positif dan 19 kasus tanpa gejala sehingga total kasus Covid-19 di Kashgar menjadi 183 kasus, terhitung sejak Ahad (25/10).
"Semua kasus di Kashgar tersebut berkaitan dengan temuan di wilayah Shufu," demikian dilaporkan oleh media setempat, Rabu.
Sampai saat ini sudah 4,7 juta warga Kashgar telah menjalani tes Covid-19. Bahkan tes tersebut diperluas hingga ke wilayah Ibu Kota Xinjiang di Urumqi.
Beberapa orang berada dalam antrean panjang selama hampir dua jam saat tes itu digelar di Urumqi. Namun tidak sepanjang tes pada Juli dan Agustus saat pertama kali wabah tersebut melanda.
Xinjiang yang berada di wilayah paling barat China memang agak belakangan dilanda Covid-19 dibandingkan dengan daerah-daerah lain di China, seperti Wuhan yang pertama kali terkena Covid-19 pada akhir Desember 2019.
Sampai saat ini jumlah kasus positif di China sebanyak 85.826 kasus dengan kematian 4.634 kasus dan kesembuhan 80.928 kasus. Semetara sisanya masih dalam perawatan.
BACA JUGA: Dinilai Hina Islam dan Nabi Muhammad, Indonesia Kecam Keras Presiden Macron