Rabu 28 Oct 2020 12:13 WIB

Pengelola Wisata Perlu Waspadai Klaster Libur Panjang

Libur panjang terbukti berdampak pada penambahan kasus positif di tingkat nasional.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Friska Yolandha
Daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata di Indonesia diminta siap siaga. Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan hal itu saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10).
Foto: BPIP
Daerah-daerah yang menjadi destinasi wisata di Indonesia diminta siap siaga. Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan hal itu saat memberi keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (27/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola tempat wisata diminta mengantisipasi potensi munculnya klaster baru selama libur panjang. Hal ini disebabkan libur panjang akhir pekan ini praktis mendorong pergerakan manusia ke ruang-ruang publik, seperti tempat wisata, pusat perbelanjaan, atau tempat ibadah.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan pemerintah daerah yang punya destinasi wisata populer agar ikut bersiap. 

Baca Juga

"Kami mengingatkan sampai akhir minggu ini adalah libur panjang. Untuk daerah-daerah destinasi wisata, kami mohon kesiapsiagaannya untuk mengantisipasi timbulnya klaster libur panjang," ujar Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Selasa (27/10) petang kemarin. 

Berkaca pada pengalaman sebelumnya, libur panjang terbukti berdampak pada penambahan kasus positif di tingkat nasional. Hal ini dipicu karena terjadinya kerumunan di berbagai lokasi yang dikunjungi masyarakat selama masa liburan dan ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. 

Lebih lanjut Wiku menjelaskan bahwa masa liburan kerap digunakan masyarakat untuk mengunjungi destinasi wisata maupun pulang kampung untuk menemui sanak saudara. Terkait hal ini, Satgas Penanganan Covid-19 menghimbau masyarakat untuk tetap menjauhi daerah-daerah yang ramai dikunjungi saat liburan. 

Pemerintah daerah diminta membatasi tingkat kapasitas kunjungan di lokasi wisata, maksimal 50 persen dari total pengunjung. Pemda dapat bekerjasama dengan pengelola wisata, optimalkan satuan tugas daerah dan fasilitas kesehatan yang ada, terutama tracing dan screening. 

"Tingkatkan kapasitas dan fasilitas testing bagi masyarakat yang melakukan perjalanan," katanya. 

Terpenting, menurutnya, masyarakat diminta untuk menghabiskan waktu liburannya di rumah saja dan tidak perlu keluar rumah tanpa ada kepentingan yang mendesak. Namun apabila memang ada kepentingan mendesak, Wiku menyarankan masyarakat melakukan screening (pemeriksaan) Covid-19 sebelum berangkat dan sepulang bepergian.

"Tetaplah berkumpul bersama keluarga dirumah, serta lakukan kegiatan di lingkungan masing-masing dengan tetap mematuhi protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan)," Wiku berpesan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement