REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung betapa besar potensi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia, Jokowi melihat Indonesia berpeluang menjadi pemain utama ekonomi dan keuangan syariah. Indonesia, ujarnya, harus bisa memanfaatkan modal besar yang sudah dimiliki.
Bahkan, Jokowi melihat fenomena industri keuangan syariah di Indonesia layaknya raksasa yang tertidur. Punya kekuatan yang besar, namun sayangnya 'power' yang ada belum bisa dimanfaatkan. Melihat kondisi inilah, Jokowi melanjutkan, pemerintah berupaya untuk membangunkan si raksasa yang sedang tidur itu.
"Pemerintah memiliki concern besar untuk membangkitkan raksasa ini. Salah satunya, dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonsia," kata Jokowi dalam pembukaan Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), Rabu (28/10).
Konsep membangun bank syariah terbesar ini, ujar Jokowi, dengan meleburkan seluruh aset bank syariah milik negara menjadi satu bank syariah raksasa. Ada tiga anak usaha syariah milik bank BUMN yang dilebur, yakni PT BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT BNI Syariah (BNIS). Total aset yang dimiliki bank hasil penggabungan mencapai angka yang fantastis, Rp 214,6 triliun (per semester I 2020).