Rabu 28 Oct 2020 16:19 WIB

Wapres: Jumlah Menengah Muslim Potensi Besar Ekonomi Syariah

Kebutuhan akan produk halal merupakan bagian dari gaya hidup kelas menengah Muslim.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.
Foto: Dok. Wasetpres
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah memiliki potensi yang besar di Indonesia. Ia mengatakan, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, masyarakat Muslim Indonesia merupakan bagian dari kelas menengah yang perkembangan kemampuan ekonominya sangat cepat dan dinamis.

"Kebutuhan akan produk halal merupakan bagian dari gaya hidup kelas menengah Muslim yang dinamis tadi," ujar Ma'ruf saat acara Web-Seminar nbertajuk Sharia Economy Gaining Momentum in Indonesia’s Economy Recover secara virtual, Rabu (28/10).

Baca Juga

Ma'ruf mengungkap, jumlah kelas menengah muslim Indonesia tahun 2020 menurut Boston Consulting Group (BCG) sebanyak 64,5 juta atau 27,5 persen dari 233 juta penduduk Muslim Indonesia. Mereka kata Ma'ruf, membutuhkan pilihan produk, jasa, dan keuangan yang sesuai dengan prinsip yang dianutnya," katanya.

Karena itu, ekonomi syariah memiliki potensi besar dalam memperkuat ketahanan ekonomi nasional untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Belum lagi ditambah dengan potensi umat muslim seluruh dunia yang mencapai 1,8 miliar atau mencapai 24,1 persen dari total penduduk dunia.  

"Ini merupakan potensi ekonomi yang luar biasa serta dapat dikembangkan dengan baik," ungkapnya.

Namun demikian, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah masih jauh dibandingkan dengan potensinya. Karena itu, pemerintah fokus pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di 4 sektor yakni Pengembangan Industri Produk Halal, Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Pengembangan Dana Sosial Syariah, dan Pengembangan dan Perluasan Kegiatan Usaha Syariah.

"Oleh karena itu, kita harus mendorong agar ekonomi dan keuangan syariah dapat terus berkembang dan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement